Suara.com - Air susu ibu atau ASI merupakan sumber nutrisi utama bagi bayi yang berusia di bawah enam bulan. Tetapi pada kondisi tertentu, bayi juga bisa mengalami alergi saat masih mendapatkan ASI ekslusif.
Meski begitu, konsultan alergi imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. dr Zakiudin Munasir, Sp.A (K), menegaskan bahwa alergi tersebut bukan disebabkan oleh ASI melainkan kandungan atau komposisi yang terdapat pada ASI.
"Mungkin (anak alergi ASI) tapi bukan ASI yang salah. Mungkin ada beberapa makanan sensitif yang dimakan ibu akan keluar ke ASI lalu ke bayinya," jelad dokter Zaki dikutip dari siaran IGTV Ayah & Bunda, Rabu (7/10/2020).
Ia menyarankan agar ibu mencari tahu makanan pencetus yang menyebabkan alergi pada anak. Sebab bisa saja gejala alergi hanya terjadi pada anak tetapi ibu baik-baik saja.
"Cari pencetus makanannya. Misalnya ibu habis makan telur, anaknya jadi alergi, itu saja yang distop. Jangan semua makanan ikan, daging, susu ikut distop," ucapnya.
Menurut dokter Zaki, alergi memang penyakit keturunan yang diwariskan langsung dari keluarga inti seperti ayah, ibu, dan saudara kandung. Tetapi antarkeluarga belum tentu memiliki jenis alergi yang sama.
Jika hanya ayah atau ibunya memiliki alergi, kemungkinan anak memiliki alergi sebesar 20 sampai 40 persen. Tetapi jika kedua orangtuanya memiliki alergi walau jenisnya berbeda, kemungkinan anak memiliki alergi menjadi 40 sampai 60 persen.
Zaki mengatakan bahwa kemungkinan itu akan semakin besar jika ayah dan ibu memiliki jenis alergi yang sama. "Kalau alergi sama ayah ibu bisa sampai 80 persen," ucapnya.
Tetapi, anak masih ada kemungkinan memiliki alergi walaupun orangtua juga saudara kandungnya tidak ada yang punya alergi.
Baca Juga: Peneliti China: ASI Mampu Melindungi Bayi dari Covid-19
"Biasanya kalau tidak ada hubungan bawaan, kemungkinan 5-15 persen masih bisa alergi. Itu bisa terjadi karena mungkin ayah dan ibunya hanya membawa sifat (alergi). Tetapi tidak pernah ketemu pencetusnya. Anaknya punya sifat alergi dan ketemu pencetusnya. Antara orangtua dan anak sumber pencetus alergi bisa berbeda," paparnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?