Suara.com - Salah satu anggota boy band The Wanted, Tom Parker, didiagnosis dengan tumor otak glioblastoma stadium 4 enam minggu lalu.
Kepada OK! Magazine, Parker menceritakan bahwa ia sekarang sedang menjalani kemoterapi dan radioterapi. "Saya tahu ada sesuatu yang tidak benar, tapi saya tidak pernah menyangka akan seperti ini," kata Parker.
Berdasarkan American Brain Tumor, glioblastoma merupakan tumor ganas di mana sebagian sel tumor berkembang biak dan membelah pada waktu tertentu.
Tumor berkembang dengan 'bantuan' suplai darah pembuluh tumor yang cukup dan abnormal. Sebagian besar tumor terdiri dari sel astrositik abnormal, tetapi juga mengandung campuran berbagai jenis sel (termasuk pembuluh darah) dan area sel mati (nekrosis).
Glioblastoma bersifat infiltratif, menyebar ke jaringan sekitarnya secara perlahan. Tumor kadang juga dapat menyebar ke sisi berlawanan dari otak melalui serat koneksi (corpus callosum).
Penderita umumnya mengembangkan gejala dengan cepat karena efek massa dari tumor itu sendiri atau dari cairan di sekitar tumor (edema) yang menyebabkan pembengkakan otak.
Misalnya, gejala umum saat diagnosis terkait dengan peningkatan tekanan di otak (mual, muntah, dan sakit kepala parah yang biasanya memburuk di pagi hari).
Mereka juga dapat mengalami gejala neurologis, tergantung lokasi tumor. Misalnya kelemahan atau perubahan sensorik pada wajah, lengan, atau kaki, kesulitan keseimbangan dan masalah neurokognitif atau memori.
Pengobatan Glioblastoma
Baca Juga: Sama Halnya Merokok, Berciuman Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Mulut
Glioblastoma bisa sulit diobati karena beberapa sel mungkin merespons terapi tertentu dengan baik, sementara yang lain tidak terpengaruh sama sekali. Karenanya, rencana pengobatannya dapat menggabungkan beberapa pendekatan.
Langkah pertama dalam merawat glioblastoma adalah prosedur pembedahan untuk membuat diagnosis, untuk mengurangi tekanan pada otak, dan untuk mengangkat tumor sebanyak mungkin dengan aman.
Tapi sayangnya, glioblastoma menyebar dan memiliki 'tentakel' yang menyusup ke otak, membuatnya sangat sulit untuk dihilangkan sepenuhnya. Terlebih jika tumor tumbuh di dekat daerah penting yang mengontrol fungsi seperti bahasa dan gerakan atau koordinasi.
Terapi radiasi dan kemoterapi bisa digunakan untuk memperlambat pertumbuhan sisa tumor setelah pembedahan dan tumor yang tidak dapat diangkat.
Standar perawatan untuk glioblastoma yang baru didiagnosis tergantung pada berbagai faktor, termasuk biomarker molekuler (status MGMT & mutasi IDH) dan usia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika