Suara.com - Penumpukan feses atau kotoran dalam perut akibat kesulitan Buang Air Besar (BAB) dapat berbahaya bahkan bisa menyebabkan radang usus buntu atau apendisitis.
Hal tersebut diutarakan oleh konsultan bedah senior kolorektal dan bedah umum Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena Singapura, Dr Ng Chee Yung.
"Beberapa kasus tampaknya terkait dengan masalah penyumbatan dalam usus buntu itu sendiri. Hal ini dapat disebabkan, paling umum, penumpukan feses yang mengeras dan tumor, juga penyebab lain seperti cacingan," kata Ng dikutip dari Channel News Asia, Selasa (13/10/2020).
Meski begitu kata Ng, tidak ada hal spesifik seperti makanan, minuman atau kondisi kesehatan tertentu yang menjadi faktor risiko seseorang mengalami radang usus buntu. Kebanyakan kasus biasanya terjadi secara acak.
Apendisitis diperkirakan memengaruhi kurang dari 10 persen dari populasi umum di dunia. Penelitian di Korea Selatan menunjukkan bahwa risiko seumur hidup untuk laki-laki terkena usus buntu sebesar 8,6 persen dan perempuan 6,7 persen.
"Sebagian besar kasus radang usus buntu dimulai sebagai sakit perut yang samar. Biasanya memburuk dengan cepat dan menjadi lebih jelas terasa di bagian kanan bawah perut. Pasien dapat mengalami demam dan juga merasa mual. Jika tidak diobati, intensitas nyeri biasanya memburuk menjadi tidak tertahankan dan pasien selalu akan mencari bantuan medis," papar dokter Ng.
Menurut Ng, pembedahan menjadi pengobatan andalan untuk mengatasi radang usus buntu. Sebab memilikirisiko rendah, mudah, dan cepat sembuh.
"Tidak ada dampak jangka panjang terhadap fungsi gastrointestinal seseorang setelah pengangkatan apendiks. Fungsi usus pasien tidak akan terpengaruh," ujarnya
Baca Juga: Seorang Lelaki Kena Denda Rp 3 Juta Usai Percikan Feses ke Pejalan Kaki
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan