Suara.com - Kanker prostat termasuk penyakit berbahaya yang belum diketahui penyebabnya secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya, salah satunya ejakulasi.
Sebuah penelitian dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa ejakulasi setidaknya 21 kali atau lebih sebulan dapat mengurangi risiko kanker prostat secara signifikan.
Ini adalah tentang bagaimana ejakulasi memengaruhi kanker, tapi bagaimana jika sebaliknya?
Menurut American Cancer Society, pengobatan kanker dapat menganggu ejakulasi dengan merusak saraf yang mengontrol prostat, vesikula seminalis, dan bukaan kandung kemih.
Pengobatan juga dapat menghentikan air mani dibuat di prostat dan vesikula seminalis, atau dapat memotong jalur yang biasanya mengeluarkan air mani dari tubuh.
Setelah radiasi ke prostat, beberapa pria ejakulasi lebih sedikit air mani. Menjelang akhir perawatan radiasi, pria sering kali merasakan sakit yang tajam saat berejakulasi. Rasa sakit ini disebabkan oleh iritasi pada uretra.
Meski begitu, pria akan tetap merasakan sensasi kenikmatan yang membuat orgasme. Perbedaannya, saat orgasme hanya akan ada sedikit atau tidak ada air mani yang keluar. Ini disebut orgasme kering.
Dalam kebanyakan kasus, pria yang menjalani terapi hormon untuk kanker prostat juga menghasilkan lebih sedikit air mani daripada sebelumnya.
Efek operasi pada ejakulasi
Baca Juga: Ejakulasi 21 Kali Sebulan Turunkan Risiko Kanker Prostat, Benarkah?
Jika operasi melibatkan pengangkatan prostat dan vesikula seminalis, pria tidak dapat lagi membuat air mani. Ini umumnya terjadi pada prostatektomi radikal (pengangkatan prostat) atau kistektomi (pengangkatan kandung kemih).
Testis masih membuat sperma, tetapi tubuh akan menyerapnya kembali. Ini memang tidak berbahaya, tetapi mereka akan mengalami orgasme kering.
Operasi kanker yang dapat menyebabkan orgasme kering meliputi:
- Reseksi abdominoperineal (AP), yang mengangkat rektum dan usus besar bagian bawah.
- Total mesorectal excision (TME), yang mengangkat rektum serta mesorektum untuk pengobatan kanker rektal.
- Diseksi kelenjar getah bening retroperitoneal (RPLND), yaitu menghilangkan kelenjar getah bening di bagian belakang perut, biasanya pada pria yang menderita kanker testis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial