Suara.com - Hari Osteoporosis Sedunia selalu dirayakan pada 20 Oktober setiap tahunnya. Hari Osteoporosis ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran semua orang mengenai tindakan pencegahan, diagnosis dan pengobatan penyakit tulang metabolik.
Osteoporosis adalah suatu kondisi di mana tulang lebih cepat rusak, karena kurang padat dan lebih mudah keropos. Kerapuhan inilah yang melemahkan tulang dan membuatnya lebih rentan terhadap patah tulang.
Orang yang menderita osteoporosis atau kemungkinan besar akan mengembangkan kondisi ini harus menyadari potensi komplikasi penyakit dan mencari solusi sebelum masalah muncul.
Adapun komplikasi dari osteoporosis yang harus diwaspadai semua orang seperti yang dilansir dari Healthline, antara lain:
1. Mobilitas terbatas
Osteoporosis bisa melumpuhkan dan membatasi aktivitas fisik Anda. Kehilangan aktivitas bisa menyebabkan Anda bertambah gemuk. Kondisi ini juga bisa meningkatkan tekanan pada tulang, khususnya lutut dan pinggul. Bahkan kelebihan berat badan meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
2. Depresi
Kurangnya aktivitas fisik bisa menyebabkan hilangnya kemandirian dan isolasi. Aktivitas yang dulu Anda nikmati mungkin terlalu menyakitkan akibat kondisi ini. Ketakutan akan patah tulang ini mungkin bisa menyebabkan depresi. Keadaan emosional yang buruk bisa menghambat kemampuan Anda mengelola masalah kesehatan.
3. Rasa sakit
Baca Juga: Benarkah Sikat Gigi selama 2 Menit Bisa Cegah Virus Corona? Ini Buktinya!
Fraktur yang disebabkan oleh osteoporosis bisa sangat menyakitkan dan melemahkan. Fraktur tulang belakang bisa menyebabkan kehilangan tinggi, postur tubuh membungkuk dan nyeri punggung serta leher yang persisten.
4. Masuk rumah sakit
Beberapa penderita osteoporosis bisa mematahkan tulang dan tidak menyadarinya. Tapi, kebanyakan patah tulang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Prosedur ini sering kali membutuhkan tindakan pembedahan yang mungkin memerlukan rawat inap lebih lama.
5. Perawatan di panti jompo
Sering kali, patah tulang pinggul membutuhkan perawatan jangka panjang di panti jompo. Jika seseorang terbaring di tempat tidur saat menerima perawatan jangka panjang, ada kemungkinan lebih tinggi mereka akan mengalami kondisi berikut ini:
- Komplikasi kardiovaskular
- Lebih banyak terpapar penyakit menular
- Peningkatan kerentanan terhadap berbagai komplikasi lainnya
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya