Suara.com - Sembilan anggota keluarga di China meninggal setelah makan mie busuk yang telah disimpan di freezer selama hampir satu tahun.
Keluarga yang tinggal di provinsi timur laut Heilongjiang ini makan mie jagung buatan sendiri untuk sarapan pada Senin (5/10/2020) kemarin, lapor Fox News. Setelah mengonsumsinya, dalam beberapa jam mereka semua jatuh sakit.
Delapan dari mereka dipastikan meninggal pada Minggu (11/10/2020) lalu, dan anggota kesembilan yang dirawat di rumah sakit dinyatakan meninggal dua hari kemudian.
Penyebab kematian mereka adalah keracunan asam bongkrek, racun pernapasan yang terdeteksi di dalam mie, yang telah dibekukan selama beberapa bulan.
Gao Fei, direktur keamanan pangan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Heilongjiang, mengatakan zat beracun itu seringkali bisa berakibat fatal.
"Ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada banyak organ manusia, termasuk hati, ginjal, jantung, dan otak," jelas Gao.
Asam bongkrek diproduksi oleh bakteri Burkholderia gladioli pathovar cocovenenans (B. cocovenenans) dan dinilai sebagai toksin.
Ia menambahkan, saat ini belum ada obat penawar khusus. Jika sudah keracunan, tingkat kematian bisa mecapai 40 hingga 100 persen.
Berangkat dari kasus ini, Komisi Kesehatan Nasional mengeluarkan peringatan untuk menghindari membuat dan makan makanan dengan beras dan tepung yang difermentasi, pada Selasa (20/10/2020) kemarin.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 di Spanyol: Kasus Anak Keracunan Hand Sanitizer Meroket
"Menggunakan bahan makanan segar dan murni serta sering mengganti air saat membuat makanan dapat mengurangi risiko kontaminasi, tetapi yang terbaik adalah menghindari membuat dan menelan makanan yang terbuat dari biji-bijian yang difermentasi sepenuhnya demi keamanan," kata penasehat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat