Suara.com - Beberapa orang mungkin menjadi lebih sering membersihkan semua hal sejak pandemi virus corona Covid-19 atau mencoba untuk tidak menyentuh benda yang dianggap terdapat kuman.
Tapi, benarkah membersihkan semua hal membuatnya bebas kuman?
Jawabannya, tidak, kata Emily Sickbert-Bennett, direktur program Pencegahan Infeksi Pusat Medis dan profesor epidemiologi dan penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Carolina Utara (UNC).
"Ada banyak bakteri di dalam dan di tubuh kita daripada sel. Selain itu, ada banyak bakteri yang secara alami muncul di mana-mana, di air dan tanah, dan pada hewan lain," katanya, dilansir Live Science.
Namun, ia menambahkan, bakteri tersebut tidak semuanya buruk. Faktanya, kebanyakan dari bakteri tidak berbahaya kecuali berada di tempat yang salah.
"Seperti bakteri staphylococcus yang tidak berbahaya jika hidup di hidung, tetapi bisa mematikan di aliran darah."
Sedangkan, ada mikroba lain yang bersifat patogen, artinya selalu berisiko penyakit. Virus corona jenis baru, misalnya, ujar Sickbert-Bennett.
"Mikroba yang lebih bermasalah inilah yang kemungkinan besar adalah dikhawatirkan banyak orang ketika mereka mencoba menghilangkan kuman."
Jadi, Sickbert-Bennett mengatakan pertanyaan tepat adalah bagaimana menghentikan kuman yang ditemukan di lingkungan kita agar tidak menyebabkan infeksi.
Baca Juga: Waspada! Burung-burung Australia Bawa Bakteri Berbahaya
"Hal terpenting adalah memikirkan tentang 'rantai infeksi'."
Maksudnya, meski beberapa mikroba berbahaya masuk ke rumah atau kulit, intinya adalah memastikannya tidak sampai ke tempat yang dapat menyebabkan infeksi.
Misalnya, jika kita ingin terhindar dari infeksi E.Coli di usus, masak makanan dengan benar. Atau mencuci tangan jika tidak ingin terinfeksi virus corona sebelum menyentuh wajah.
Sickbert-Bennett memperingatkan untuk jangan terlalu 'bersih'. Sebab, mayoritas kuman ini memiliki fungsi dan tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia.
"Bahkan di dalam tubuh kita ada banyak bakteri baik yang membantu mengalahkan bakteri yang lebih patogen dan membuat kita tetap sehat," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban