Suara.com - Kesehatan mental jadi hal penting yang juga harus diperhatikan di tengah pandemi Covid-19. Apalagi anak muda termasuk sosok yang kesulitan mengungkapkan perasaannya kepada orang yang lebih dewasa dan orangtua, jika mereka mengalami masalah kesehatan mental.
Fenomena ini juga tergambar dari data yang dihimpun Instagram melalui aplikasi Riliv bersamaan dengan kampanye #REALTAlK diluncurkan. Ada lima isu kesehatan mental yang sering dialami remaja selama pandemi Covid-19, yaitu rasa insecure (insekyur), adanya kesulitan untuk berbicara mengenai kesehatan mental kepada orang tua, malu dengan kondisi mental yang mereka alami, kecemasan dan perundungan.
"Data-data tersebut mendorong kami untuk melanjutkan upaya kami dalam mematahkan stigma negatif tentang kesehatan mental. Kami percaya bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam membantu mematahkan stigma negatif kesehatan mental di kalangan remaja," ujar Philip Chua, Kepala Kebijakan Publik Instagram Asia Pasifik dalam acara webinar Instagram, Selasa (27/10/2020).
Dalam aplikasi Riliv itu juga didapatkan banyaknya anak muda yang mengalami cemas dan stress, bahkan kegiatan konseling di aplikasi tersebut juga mengalami kenaikan sigifikan pada Mei 2020. Periode itu bersamaan dengan ditetapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah yang berlangsung selama dua bulan.
Adapun gangguan emosi yang dialami anak muda saat berkonsultasi, pakar menyimpulkan mereka rata-rata mengalami rasa cemas, panik, takut dan depresi.
Penyebab gangguan emosi atau kesehatan mental itu rata-rata disebabkan karena masalah karir yang mengalami penurunan produktivitas, masalah hubungan dengan pasangan yang merenggang, masalah keluarga dimana anak lebih sering melihat pertengkaran orang tua dan anak kesulitan membahas topik kesehatan mental dalam keluarga, serta masalah pendidikan karena hilangnya motivasi belajar.
"Berangkat dari temuan tersebut, kami sangat senang dapat melanjutkan kolaborasi kami dengan Instagram dan mitra #REALTALK lainnya untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat baik anak remaja maupun orang tua mengenai isu kesehatan mental,” timpal Co-Founder dan CEO Audrey Maximilian Herli.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya