Suara.com - Stres pada dasarnya tak hanya berpengaruh pada masalah kesehatan mental tapi juga fisik, khususnya pada otak. Stres bisa memengaruhi otak dalam berbagai cara, mulai dari amigdala hingga penyusutan otak itu sendiri.
"Ketika kita mengalami peristiwa stres, amigdala (area otak yang berfokus pada pemrosesan emosi) mengirimkan sinyal darurat ke hipotalamus (pusat komando otak) yang mengatakan sudah waktunya untuk memilih respons lawan atau lari," kaya Jenny Maenpaa , LCSW, psikoterapis yang berbasis di NYC pada Bustle.
Secara lebih rinci melansir dari Bustle, berikut efek stres pada kesehatan dan fungsi otak Anda, antara lain:
1. Stres Memengaruhi Daya Ingat
Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan tingkat kortisol (hormon stres) yang lebih tinggi memiliki memori yang lebih buruk dibandingkan dengan kelompok usia yang sama dengan kortisol lebih rendah.
"Jadi jika Anda mengalami stres yang terus-menerus, brain fog dan masalah memori lainnya mungkin akan terjadi," kata psikoterapis Ann Russo, LMSW kepada Bustle.
2. Stres Dapat Meningkatkan Ukuran Amigdala
Jika Anda mengalami stres kronis secara rutin, maka kondisi tersbeut pada akhirnya dapat mengubah ukuran amigdala. Amigdala adalah bagian otak yang memainkan peran kunci dalam memproses emosi.
"Stres kronis dapat meningkatkan ukuran amigdala yang dapat membuat otak lebih mudah menerima stres, menciptakan otak yang cenderung berada dalam keadaan melawan atau lari'," kata Maenpaa.
Baca Juga: Rentan terhadap Penyakit, Berikut Tanda Lingkungan Kerja Beracun
3. Otak Menyusut
Kartisol tingkat tinggi dapat menumpuk saat Anda mengalmi stres kronis. Hal ini yang kemudian akan menurunkan kemampuan otak untuk berfungsi secara normal.
"Ini benar-benar dapat membunuh sel-sel otak dan bahkan mengurangi ukuran otak," kata Diane Amstutz PhD, psikolog di Shirley Ryan AbilityLab, mengatakan kepada Bustle.
4. Mengurangi Neuron
Neuron merupakan sel saraf otak yang mengirimkan informasi. Sayangnya stres kronis berkepanjangan bisa mengubah struktur otak secara keseluruhan, terutama neuron.
"Stres, terutama stres kronis dapat menyebabkan perubahan struktural di otak," kata Dr. Margherita Mascolo, MD, CEDS, kepala petugas medis di klinik gangguan makan Alsana.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!