Suara.com - Ada berbagai macam pilihan pengobatan untuk kanker selain operasi dan kemoterapi. Mulai dari terapi radiasi hingga imunoterapi.
Dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences edisi 30 Oktober mengatakan imunoterapi kanker, perawatan yang memberdayakan sistem kekebalan pasien untuk menghilangkan tumor, telah merevolusi pengobatan kanker.
Namun, pengobatan ini masih cukup sulit dilakukan pada beberapa kanker.
Tim yang dipimpin oleh ilmuwan Cold Spring Harbor Laboratoryl, Tobias Janoritz dan Douglas Fearon, bersama Duncan Jodrell di Cancer Research UK Cambridge Institute and Center, University of Cambridge, melaporkan uji coba yang menginduksi respons imun terintegrasi pada tumor pasien dengan jenis kanker yang biasanya tidak merespons imunoterapi.
Mereka berharap pengobatan potensial ini dapat membuat tumor lebih responseif terhadap kelas obat yang dikenal sebagai penghambat checkpoint imun atau immune checkpoint inhibitor, lapor Medical Xpress.
Obat penghambat checkpoint imun melepaskan 'rem' alami pada sistem kekebalan, membebaskannya untuk menemukan dan menghancurkan sel kanker.
Tetapi, obat ini umumnya tidak efektif melawan sel kanker dengan mutasi genetik tingkat rendah.
"Tumor tersebut seringkali tidak terlihat oleh sistem kekebalan dan tampaknya tidak terdeteksi oleh terapi yang saat ini tersedia," kata Janowitz.
"Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa itu karena tumor dapat melibatkan jalur penekan kekebalan yang membuat sebagian besar sel kekebalan keluar dari sarang sel kanker," lanjutnya.
Baca Juga: Imunoterapi Disetujui FDA Sebagai Pengobatan Kanker Lini Pertama
Dalam uji klinis ini, tim peneliti menginterupsi jalur imunosupresif dengan obat yang disebut plerixafor. Obat ini diberikan terus menerus secara IV atau intravena selama satu minggu kepada 24 pasien, baik kanker pankreas maupun kanker kolorektal.
Semua pasien memiliki penyakit lanjut, dan biopsi dikumpulkan dari tumor yang bermetastasis sebelum dan setelah pengobatan.
Ketika tim menganalisis sampel pasien, mereka menemukan bahwa sel-sel kekebalan telah menyusup ke tumor selama pasien menerima plerixafor, termasuk jenis sel yang dikenal untuk memanggil dan mengatur pemain kunci dalam respons anti-kanker.
Penemuan ini menggembirakan karena tim mendeteksi perubahan dan pasien merespons dengan baik terhadap penghambat checkpoint imun.
Uji klinis berdasarkan studi ini akan segera dimulai dan akan menguji efek kombinasi plerixafor dengan obat penghambat checkpoint imun yang disetujui.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien