Suara.com - Penyakit diabetes masih menjadi permasalahan utama di Indonesia. Bahkan, berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF) Diabetes Atlas tahun 2019, Indonesia berada di peringkat tujuh dengan kasus terbesar di dunia.
Dari 172.244.700 jiwa total populasi orang dewasa di Indonesia sebanyak 10.681.400 jiwa merupakan penderita diabetes. Artinya, sekitar 1 dari 25 orang Indonesia terdeteksi menderita diabetes.
Sementara itu, riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, mencatat bahwa angka prevalensi diabetes di Indonesia berada di kisaran 10.9 persen. Situasi ini diperparah dengan kondisi pandemi Covid-19, seperti diketahui diabetes masuk 5 besar komorbid virus corona.
Executive Board Member IDF Western Pacific Region, Prof Dr dr Sidartawan Soegondo SpPD-KEMD FINASIM FACE mengatakan, orang lanjut usia dan penderita diabetes ini memang lebih rentan mengalami risiko komplikasi bila terinfeksi Covid-19.
“Jika penderita diabetes terkena Covid-19, mereka akan lebih sulit diobati dan membuat imunitas tubuh mereka menjadi cepat turun,” ujar Sidartawan dalam webinar Press Conference World Diabetes Day 2020 “Bersama Diabetasol, Sayangi Dia”, Selasa (3/11/2020).
Hal ini membuat mereka yang mengalami penyakit penyerta jadi lebih rentan bahkan bisa fatal. Oleh karena itu, orang perlu dilakukan perubahan gaya hidup untuk bisa mencegah dan mengontrol diabetes.
“Protokol kesehatan yakni 3 M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan). Lalu, melakukan pola hidup sehat, menjaga pola makan dengan nutrisi dan vitamin, serta berjemur kemudian berolahraga secara rutin,” katanya.
Dia juga mengaku ancaman komplikasi diabetes sangat berbahaya, karena diabetes selalu berkaitan dengan penyakit lain. Misalnya, stroke, kolesterol tinggi hingga jantung koroner, maka selalu lakukan periksa ke dokter. “Cek dan deteksi awal menjadi penting,” tegas dia.
Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof Dr dr Ketut Suastika SpPD-KEMD menambahkan, bahwa diabetes ini merupakan penyakit silent killer. Karena 2/3 penyandangnya tak sadar memiliki diabetes.
Baca Juga: Bupati Karolin Minta Warga Landak Tak ke Luar Kota, Ini Sebabnya
“Penyakit diabetes memang sulit diprediksi karena ini penyakit silent killer, jadi perlu hat-hati. Maka disarankan seseorang untuk melakukan pengecekan gula darah ke dokter minimal sebulan sekali agar dapat cepat diketahui bila terkena diabetes,” tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa