Suara.com - Ki Seno Nugroho sempat dirawat di rumah sakit beberapa bulan sebelum meninggal dunia pada Selasa (3/11) malam. Gunawan Widagdo, manajer Ki Seno mengatakan dalang kondang itu sempat didiagnosis mengalami penggumpalan darah pada September lalu.
Tak hanya itu, Gunawan juga bercerita Ki Seno memiliki riwayat penyakit asam lambung dan sempat berhenti merokok tapi tidak bertahan lama.
"Saat itu diberi obat dan diperbolehkan pulang, Kami kembali mementaskan wayang climen sampai tanggal 2 November," ujar Gunawan Widagdo, manajer Ki Seno dikutip dari Harian Jogja, jaringan Suara.com.
Kini, Ki Seno pun dinyatakan meninggal dunia setelah mengeluhkan nyeri dada saat bersepeda dan muntah-muntah. Sebelum meninggal dunia, dokter mengatakan Ki Seno sudah mengalami penyumbatan darah 100 persen, yang menandakan kondisi fatal. Ki Seno lantas dipindahkan ke ruang ICCU dan tak lama meninggal dunia.
Dalam dunia medis, penggumpalan darah bisa berkaitan dengan kebiasaan merokok.
Dilansir dari Hello Sehat, ada banyak risiko gangguan kesehatan akibat merokok. Salah satu yang jarang diketahui mengenai penggumpalan darah pada perokok.
Penggumpalan darah merupakan respons tubuh ketika seseorang luka. Maka, darah akan membeku atau menggumpal secara cepat untuk menghentikan pendarahan.
Dalam hal ini, perokok adalah golongan yang paling berisiko tinggi mengalami penggumpalan darah tidak normal. Karena, kandungan nikotin, tar dan karbon monoksida dalam rokok bisa menyebabkan penggumpalan darah di tubuh manusia.
Kandungan itu bisa membuat sel-sel darah lebih lengket dari biasanya ketika masuk ke dalam tubuh. Bahkan kandungan itu juga akan merusak lapisan pembuluh darah.
Baca Juga: Peneliti Buktikan Virus Corona Penyebab Pandemi Ada di Trenggiling
Karena itu, darah menjadi lebih mudah menempel di dinding yang akhirnya membentuk gumpalan. Proses penggumpalan darah inilah yang disebut trombus.
Pada kondisi ini, darah yang mengalir ke organ vital menjadi terhalang dan terbatas. Adapun organ vital yang akan terdampak, yakni mulai dari jantung, otak, kaki, dan paru-paru.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?