Suara.com - Pandemi Covid-19 tidak membuat Amerika Serikat membatalkan pemilihan umum Presiden untuk periode 2020-2024.
Di tengah pertarungan Joe Biden versus Donald Trump, kasus Covid-19 Amerika Serikat tercatat bertambah pada Rabu (4/11), dengan sedikitnya 102.591 kasus.
Dilansir ANTARA dari Reuters, sembilan negara bagian yang mencatat rekor lonjakan harian Covid-19 pada Rabu yakni, Colorado, Idaho, Indiana, Maine, Michigan, Minnesota, Pulau Rhode, Washington serta Wisconsin.
Pandemi berdampak pada hampir seluruh aspek kehidupan Amerika, termasuk rekor jumlah pemilih yang memberikan suaranya pada pilpres Selasa, yang hasilnya belum diputuskan.
Selain lonjakan kasus, rawat inap rumah sakit juga mencapai 50.000 untuk pertama kalinya dalam tiga bulan pada Selasa.
Dakota Utara melaporkan hanya enam tempat tidur ICU pada Rabu, ketika menjadi satu dari 14 negara bagian yang melaporkan rekor jumlah pasien rawat inap Covid-19.
Rawat inap merupakan metrik utama, sebab tidak berpengaruh pada jumlah tes yang dilakukan.
Proporsi tes kembali positif lebih besar dari 50 persen di Dakota Selatan dan 40 persen lebih di Iowa dan Wyoming. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa tingkat lebih dari 5 persen mengkhawatirkan, sebab mengindikasikan penularan komunitas yang tak terdeteksi.
Kematian Covid-19 cenderung lebih tinggi, namun tidak sejajar dengan tingkat kasus. Amerika Serikat kini mengalami rata-rata kematian 850 sehari, naik dari 700 bulan lalu.
Baca Juga: Mensos dan Mendes PDTT Kolaborasi Salurkan Bantuan Sosial di Subang
Wabah Covid-19 menghantam secara dahsyat di Amerika Serikat Barat Tengah, berdasarkan kasus per kapita dalam beberapa pekan terakhir.
Illinois mengkonfirmasi 48.579 kasus dalam tujuh hari terakhir, lebih tinggi dari negara bagian lainnya.
Texas, yang jumlah penduduknya dua kali lipat lebih banyak, mencatat 47.932 kasus. Sementara, California dan Florida masing-masing melaporkan sekitar 30.000 kasus.
Sebelumnya AS mencatat rekor 100.233 kasus harian Covid pada 30 Oktober, jumlah tertinggi yang yang pernah dilaporkan dari seluruh dunia.
Berita Terkait
-
Rupiah Ambruk Usai Pelantikan Menkeu Baru, Begini Strategi Obat Kuat dari BI
-
WNI Ikut Ditangkap di Pabrik Hyundai AS, Ini Respons Kemlu
-
Detik-Detik Penuh Ketegangan Pekerja Hyundai-LG Digrebek Razia Terbesar: Apa yang Terjadi?
-
Donald Trump Ganti Nama Kementerian Pertahanan Jadi Departemen Perang
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas