Suara.com - Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa orang muda yang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala atau asimptomatik tetap berpotensi mengalami masalah jantung. Hal ini disebabkan karena adanya pengembangan peradangan yang berpotensi bahaya pada jantung.
Merlansir dari Medicalxpress, penelitian tersebut telah diterbitkan pada JAMA Cardiology.
Partho Sengupta yang merupakan Profesor Cardiology dan kepala Cardiology Division Chief and Director of Cardiac Imaging, West Virginia University menyatakan bahwa peradangan yang berbahaya pada jantung sering ditemukan pada anak muda tanpa gejala Covid-19.
"Mendeteksi kerusakan berkelanjutan pada otot jantung itu sendiri, kami sering menemukan bukti peradangan dan kelebihan cairan di perikardium, kantung di sekitar jantung," catat Sengupta pada The Conversation.
"Hampir semua dari 54 siswa yang diuji memiliki Covid-19 dengan gejala ringan atau tidak menunjukkan gejala," imbuhnya.
Sengupta sedang mengembangkan teknik diagnostik untuk menilai perubahan fungsi otot jantung pada pasien dengan Covid-19. Dalam penelitian yang dirilis pada 4 November itu, ia dan rekan penelitinya menemukan bukti kelainan jantung pada lebih dari sepertiga atlet pelajar yang dites positif Covid-19 dan menjalani pemeriksaan jantung di West Virginia University.
"Masih banyak yang belum kita ketahui tentang Covid-19 dan pengaruhnya terhadap tubuh manusia," kata Sengupta.
Menurut Sengupta, SARS-CoV-2 virus corona penyebab Covid-19, dapat menyebabkan serangkaian kerusakan termasuk memicu respons peradangan pada otot jantung dan jaringan di saat tubuh berusaha melawannya. Sebanyak 1 dari 8 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit mengalami beberapa bentuk kerusakan jantung.
"Yang paling kami khawatirkan dengan atlet kompetitif adalah apakah virus dapat masuk ke otot jantung dan memicu miokarditis, peradangan otot jantung yang jarang terjadi yang dapat disebabkan oleh infeksi virus," catat Sengupta.
Baca Juga: Asistennya Positif COVID-19, Iker Lecuona Batal Ramaikan MotoGP Eropa
Miokarditis dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah dan menyebabkan aritmia. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gagal jantung mendadak pada atlet yang tampak sehat.
Di antara atlet pelajar yang diskrining, 40 persen mengalami peningkatan perikardial yang menunjukkan peradangan pada kantung pelindung jantung. Sementara 58 persen mengalami efusi perikardial yang menunjukkan kelebihan cairan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
-
Viral Video Syur 27 Detik Diduga Libatkan Oknum Dokter di Riau
Terkini
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri