Suara.com - Gatot Brajamusti meninggal dunia karena stroke pada Minggu (8/11/2020) di Rumah Sakit Pengayoman. Aktor lawas itu sudah menderita stroke sejak beberapa tahun belakangan.
Evry Joe, sahabat Gatot Brajamusti mengaku tak kaget dengan kabar meninggalnya Mantan Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) tersebut. Karena, ia sudah pernah menemani Gatot perawatan di rumah sakit.
"Iya (nggak kaget), karena perawatan Aa Gatot sudah lama ya. Saya sama Reza juga pernah lihat di sana (RS), mungkin selama ini beliau cukup ini di luar, tiba-tiba berhadapan dengan hukum yang memberatkan beliau," kata Evry Joe.
Stroke adalah penyakit yang biasanya terjadi pada lanjut usia (lansia). Penyakit yang diderita Gatot Brajamusti ini bisa disebabkan oleh berbagai kondisi kesehatan dan gaya hidup kurang sehat.
Meskipun stroke umum pada lansia, tapi penyakit ini bisa menyerang orang di segala usia, termasuk anak-anak dan dewasa muda.
Gejala stroke yang dialami lansia dan orang usia muda juga tak berbeda. Tapi dilansir dari Hellosehat, jenis stroke yang biasanya dialami pasien usia muda, yakni stroke iskemik dan stroke hemoragik.
Stroke pada usia muda atau usia produktif lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Karena, perempuan masih memproduksi hormon estrogen secara alami yang membuat dinding pembuluh darah menjadi lebih baik.
Tapi, wanita lebih berisiko menderita stroke ketika usia lanjut atau setelah menopause karena kadar estrogen di dalam tubuhnya semakin berkurang.
Selain itu, stroke pada pasien usia lanjut biasanya disebabkan oleh hipertensi, kolesterol, diabetes dan berbagai kondisi kesehatan lainnya.
Baca Juga: Gatot Brajamusti Meninggal Akibat Stroke, Ini 5 Artis yang Alami Hal Serupa
Sedangkan, stroke usia muda pada anak-anak maupun remaja biasanya tidak disebabkan oleh kondisi kesehatan tersebut.
Stroke iskemik pada pasien usia muda biasanya disebabkan oleh kelainan jantung, penyumbatan pembuluh darah dan darah yang mengental.
Lalu, stroke hemoragik biasanya disebabkan oleh arteriovenous malformation (AVM), aneurisma, kelainan idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) dan kelainan pembekuan darah.
Namun, peluang pasien usia muda sembuh dari stroke juga sama besarnya dengan pasien lansia. Karena, faktor yang menentukan seseorang bisa sembuh atau tidak adalah penanganannya, bukan usia.
Jika Anda terserang stroke di usia muda, Anda bisa mempercepat proses penyembuhannya dengan memperbanyak gerak atau aktivitas sehari-hari dan olahraga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat