Gagal jantung merupakan efek samping kardiovaskular yang paling banyak dijumpai. Tingkat kematian pasien serangan jantung STEMI juga menurun dari 8,33 persen pada kelompok pre-CODE STEMI menjadi 4,44 persen pada kelompok CODE STEMI.
Rata-rata waktu rawat inap pasien kelompok CODE STEMI (6 hari) lebih cepat 1 hari dibandingkan kelompok pre-CODE STEMI (7 hari).
Pengurangan lama waktu rawat inap dan penurunan angka kejadian efek samping kardiovaskular pada pasien kelompok CODE STEMI ternyata mampu mengurangi biaya perawatan yang harus dibayarkan hingga 21 persen dibandingkan dengan kelompok pre-CODE STEMI.
Para peneliti FKUI yang terlibat dalam penelitian ini adalah Dr. dr. Eka Ginanjar, Sp.PD-KKV; Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, Sp.PD-KKV; dan dr. Lies Dina Liastuti, Sp.JP(K). Sedangkan para peneliti dari FKM UI adalah Prof. dr. Amal Chalik Sjaaf, S.KM., Dr.PH; Dr. drg. Wahyu Sulistiadi, MARS; Dr. Ede Surya Darmawan, S.KM., M.DM; dan Prof. Dr. dr. Adik Wibowo, MPH.
Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB menyambut baik studi ini dan mengapresiasi para peneliti.
"Prognosis pasien dengan serangan jantung tipe STEMI sangat dipengaruhi oleh waktu penanganan. Semakin cepat pasien tersebut ditangani, tentu prognosisnya akan semakin baik. Keberadaan CODE STEMI sangat membantu tenaga kesehatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien-pasien ini. Walaupun begitu, tetap saja tindakan pencegahan berupa pengendalian faktor risiko adalah pilihan terbaik apalagi melihat usia pasien serangan jantung di negara kita masih tergolong muda," tutur Prof. Ari.
Berita Terkait
-
Smartwatch Selamatkan Nyawa: Kisah Pasien yang 'Diperintah' Jam Pintar untuk Periksa ke Dokter
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
The 25th ICMSS Networking Night: Perkaya Wawasan dan Penutup Kompetisi Dalam Suasana Profesional
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!