Suara.com - Infeksi baru virus corona cenderung meningkat setiap kali pemerintah menerapkan cuti bersama pada tanggal merah. Kondisi itu juga diakui oleh Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 atau Satgas Covid-19 Doni Munardo.
Dampak libur panjang pada periode akhir Oktober lalu mulai terlihat dengan penambahan infeksi harian yang mencapai rekor baru hingga lebih dari lima ribu kasus positif per hari.
Namun Doni menilai dampak liburan bulan lalu tidak separah pada periode libur panjang bulan Agustus dan September.
"Jika dibandingkan dengan periode liburan pada September lalu, angka penambahan kasus bulan ini masih relatif bisa terkendali. Penambahan kasusnya masih di bawah angka libur panjang pada periode lalu," kata Doni dalam webinar BNPB Indonesia, Sabtu (14/11/2020).
Namun tetap saja, Doni mengatakan lonjakan kasus saat ini menjadi bahan evaluasi dari Satgas Covid-19 juga Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Ia mengatakan, jika dalam dua minggu angka penambahan kasus baru tidak setinggi September lalu, maka Satgas Covid-19 akan menyarankan pemerintah kembali memberikan cuti bersama pada periode libur akhir tahun ini.
Catatan Suara.com, jumlah infeksi Covid-19 Indonesia bertambah 112.212 kasus selama satu bulan terakhir, menjadi yang tertinggi sepanjang pandemi Covid-19. Artinya, rata-rata per hari infeksi baru bertambah 3.740 kasus.
Sedangkan hingga 14 November pukul 12.00 WIB, penambahan kasus baru Covid-19 selama dua minggu mencapai 52.919 kasus. Jika dihitung rata-rata infeksi Covid-19 bertambah 3.780 kasus per hari.
"Apabila sampai dengan satu atau dua minggu ke depan angka kasusnya tidak setinggi periode September lalu sangat mungkin pada Desember mendatang, kita akan memberi saran pada pak Presiden untuk tetap berikan libur kepada masyarakat dengan catatan tetap patuh protokol kesehatan. Hanya itu yang bisa membuat kita mengendalikan pandemi covid-19," ujarnya.
Baca Juga: Satgas Covid-19: Baru 32 Persen Masyarakat yang Patuh Perubahan Perilaku
Menurut Doni, lonjakan kasus akibat liburan bisa terkendali lantaran upaya menyampaikan pesan yang sangat masif kepada masyarakat.
"Berbagai upaya sangat masif untuk menyampaikan pesan patuh kepada protokol kesehatan. Termasuk liburan aman, nyaman di rumah saja dan liburan nyaman tanpa kerumuman, ternyata ini cukup baik," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?