Suara.com - Pasangan Ajun Perwira dan Jennifer Jill menjadi sorotan setelah keduanya bicara blak-blakan tentang kehidupan seksual mereka.
Dalam video YouTube Crazy Nikmir Real, Ajun menyebut bahwa Jennifer Jill memiliki gairah seksual yang tinggi. Tapi mereka tidak pernah mempermasalahkan hal itu.
"Emm, hiperseks nggak sih gue?" jawab Jennifer Jill balik tanya ke sang suami dalam channel Youtube Crazy Nikmir Real, Minggu (15/11).
"Iya," jawab Ajun Perwira dengan singkat.
Tentu, hal ini membuat banyak orang bertanya, apa sebenarnya penyebab heorang mengalami hiperseks?
Dilansir dari Mayo Clinic, kondisi ini kerap dikenal dengan perilaku seksual kompulsif terkadang disebut hiperseksualitas, gangguan hiperseksualitas atau kecanduan seksual.
Ini adalah kenikamatan berlebihan dengan fantasi seksual, dorongan atau perilaku yang sulit dikendalikan. Biasanya kondisi itu menyebabkan Anda tertekan, atau berdampak negatif pada kesehatan, pekerjaan, hubungan, atau bagian lain dari hidup Anda.
Perilaku seksual kompulsif mungkin melibatkan berbagai pengalaman seksual yang umumnya menyenangkan. Contohnya termasuk masturbasi, cybersex, punya banyak pasangan seksual, penggunaan pornografi.
Meskipun penyebab perilaku seksual kompulsif tidak jelas, penyebabnya mungkin termasuk:
Baca Juga: Terungkap di Youtube Nikmir, Jennifer Jill Hiperseks Pernah Threesome
Ketidakseimbangan bahan kimia otak alami.
Bahan kimia tertentu di otak Anda (neurotransmitter) seperti serotonin, dopamin dan norepinefrin membantu mengatur suasana hati Anda. Tingkat tinggi mungkin terkait dengan perilaku seksual kompulsif.
Perubahan jalur otak.
Perilaku seksual kompulsif mungkin merupakan kecanduan yang seiring waktu dapat menyebabkan perubahan pada sirkuit saraf otak, terutama di pusat penguatan otak. Seperti kecanduan lainnya, stimulasi dan konten seksual yang lebih intensif biasanya dibutuhkan dari waktu ke waktu untuk mendapatkan kepuasan atau kelegaan.
Kondisi yang mempengaruhi otak.
Penyakit atau masalah kesehatan tertentu, seperti epilepsi dan demensia, dapat menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang memengaruhi perilaku seksual. Selain itu, pengobatan penyakit Parkinson dengan beberapa obat agonis dopamin dapat menyebabkan perilaku seksual kompulsif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental