Suara.com - Penggunaan masker saat olahraga di masa pandemi Covid-19 sempat menjadi perbincangan. Hal itu karena ada kekhawatiran akan timbul masalah pernafasan saat berolahraga berat dengan menggunakan masker.
Lantas bagaimana fakta sebenarnya? Sejauh penelitian yang ada menunjukkan bahwa masker tidak mengganggu olahraga seseorang.
Dilansir Healthline, Senin (16/11/2020), menurut seorang ilmuwan perawat klinis, Shanina Knighton PhD, RN, CIC di Case Western Reserve University bahwa masker tidak memiliki efek berbahaya saat digunakan dalam berolahraga.
“Aktivitas berolahraga tidak dipengaruhi oleh penggunaan masker wajah. Karena, bagaimanapun, memakai masker itu tidak mempengaruhi kinerja atletik tersebut,” ujar Knighton dalam pernyataannya.
Sementara itu, sebuah studi baru di International Journal of Environmental Research and Public Health juga mengatakan bahwa pemakaian masker tampaknya hampir tidak memiliki efek merugikan selama olahraga berat.
Dalam studi mereka, para peneliti mengevaluasi masker bedah dan masker kain karena biasanya tersedia untuk masyarakat umum. Ini dibandingkan dengan tidak memakai masker sama sekali saat berolahraga.
Studi ini terdiri dari 14 laki-laki dan perempuan yang aktif secara fisik dan sehat. Peserta memulai dengan istirahat 5 menit kemudian pemanasan 5 menit dengan sepeda statis. Semua partisipan dimonitor dengan alat ukur non-invasif.
Setiap peserta studi menyelesaikan tes ergometri siklus (mengendarai sepeda statis) hingga kelelahan saat memakai masker bedah, masker kain, atau tanpa masker. Selama pengujian juga, kadar oksigen darah peserta diukur melalui oksimetri nadi.
Selain itu, Indeks oksigenasi jaringan mereka juga diukur dengan menggunakan alat yang disebut spektroskopi inframerah-dekat di broadus lateralis, pada sebuah otot di paha mereka.
Baca Juga: Masker Bisa Picu Alergi Kulit, Ini Jenis Masker yang Aman Dipakai!
Ketika para peneliti memeriksa data pengujian, mereka menemukan bahwa memakai masker tidak berpengaruh pada kinerja (waktu kelelahan). Pun juga tidak ada perbedaan yang ditemukan dalam hal kadar oksigen darah, indeks oksigenasi jaringan, aktivitas fisik yang dirasakan, atau detak jantung.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?