Suara.com - Pesepakbola Diego Maradona meninggal dunia di usia 60 tahun karena serangan jantung pada Rabu (25/11/2020). "The Golden Boy" ini meninggal di kediamannya di Kota Tigre, Buenos Aires.
Sebelum meninggal karena serangan jantung, Diego Maradona telah menjalani operasi untuk mengatasi hematoma subdural yang serius.
Subdural hematoma juga sering disebut perdarahan otak subdural, yakni kondisi perdarahan yang terjadi di antara dua lapisan otak.
Hematoma subdural ini biasanya terjadi karena cedera kepala, baik dari kontak fisik olahraga, kecelakaan dan terjatuh. Hantaman atau benturan yang cukup kuat mengenai kepala bisa membuat otak bergetar dan terbentur dinding tengkorak sehingga menyebabkan perdarahan dalam.
Berdasarkan informasi dari UCLA Health dilansir dari Hellosehat, hematoma subdural ini bisa terjadi pada 10-20 persen kasus cedera otak serta sekitar 30 persen kasus cedera akibat kecelakaan fatal.
Hematoma subdural sangat umum terjadi pada orang dengan trauma di kepala, terutama anak-anak dan lansia. Selain itu, penyalahgunaan alkohol jangka panjang juga bisa menyebabkan hematoma subdural.
Penyebab hematoma subdural
Perdarahan subdural ini terjadi ketika vena di antara tengkorak dan permukaan otak pecah. Adapun dua penyebabnya termasuk hematoma subdural akut dan hematoma subdural kronis.
1. Hematoma subdural akut
Baca Juga: Sakit Kepala Jadi Gejala Virus Corona, Kenali Lokasi dan Cirinya!
Cedera ota utama bisa menyebabkan gejala parah. Kondisi ini bisa disebut sebagai hematoma subdural akut yang termasuk tipe paling berbahaya.
Hematoma subdural akut ini biasanya disebabkan oleh kecelakaan mobil, pukulan di kepala dan jatuh. Sekitar 50-90 persen orang dengan kondisi ini bisa meninggal karena komplikasi.
2. Hematoma subdural kronis
Perdarahan subdural kronis biasanya disebabkan oleh cedera kepala ringan yang terjadi berulang. Kondisi ini bisanya menimpa orang dewasa atau lansia yang sering jatuh dan terbentur kepalanya berulang kali.
Tapi, kondisi ini juga bisa terjadi karena otak menyusut seiring bertambahnya usia dan menyebabkan munculnya ruang tambahan di tengkorak, sehingga pembuluh darah lebih mudah rusak selama cedera kepala.
Faktor risiko
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial