Suara.com - Diego Maradona meninggal dunia karena serangan jantung pada Rabu (25/11/2020). Sebelum meninggal, legenda sepak bola ini pernah menjalani operasi hematoma subdural yang serius semasa hidupnya.
Seperti yang diketahui, hematoma subdural juga disebut perdarahan otak subdural yang terjadi di antara dua lapisan otak, yakni lapisan arachnoidal dan lapisan dura (meningeal).
Hematoma subdural termasuk masalah yang mengancam jiwa karena bisa menekan otak. Kebanyakan kasus, perdarahan subdural terjadi akibat trauma pada kepala yang merusak pembuluh darah di dalam meninges.
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan hematoma subdural, termasuk kecelakaan, terjatuh, kebiasaan konsumsi alkohol hingga obat-obatan terlarang.
Kecelakaan, termasuk cedera kepala merupakan penyebab utama kematian pada orang muda. Tapi dilansir dari Health Harvard, banyak kasus hematoma subdural yang masih bisa dicegah dengan tindakan pencegahan atau peralatan keselamatan sederhana.
Berikut ini cara yang bisa dilakukan untuk mencegah cedera kepala:
- Jika Anda minum alkohol, minumlah dalam jumlah secukupnya. Jangan pernah mengemudi dalam kondisi sedang mengonsumsi alkohol atau menggunakan narkoba.
- Jika pekerjaan Anda cukup berat dan berisiko, pastikan pakai peralatan keselamatan kerja yang lengkap dan sesuai standar.
- Jangan pernah bekerja di tempat tinggi bila merasa pusing, sedang minum alkohol dan mengonsumsi obat yang pengaruhi keseimbangan.
- Periksakan penglihatan secara teratur, karena penglihatan yang buruk bisa meningkatkan risiko jatuh dan kecelakaan.
- Hindari membersihkan rumah atau apartemen sendirian bila Anda termasuk orang dewasa tua atau lansia. Karena, ini bisa meningkatkan risiko terjatuh.
- Jika Anda merasa kaki tidak stabil atau sakit, gunakanlah tongkat sebagai alat bantu berdiri dan berjalan.
- Jika Anda bermain sepak bola dan mengalami cedera kepala parah, istirahatlah sejenak untuk penyembuhan sebelum bermain lagi.
Penyembuhan total pada cedera kepala biasanya memakan waktu sampai 15 hari. Tapi, cedera kepala yang berulang bisa menyebabkan lebih banyak pendarahan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan