Suara.com - Pola makan vegan rendah lemak dan tinggi karbohidrat dapat mempercepat penurunan berat badan dengan meningkatkan kalori yang dibakar setelah makan, tanpa harus berolahraga.
Peneliti dari Physicians Committee for Responsible Medicine dan Yale School of Medicine mempelajari 244 orang dewasa yang kelebihan berat badan selama menjalani program 16 minggu.
Separuh dari kelompok secara acak ditugaskan untuk mengikuti pola makan vegan rendah lemak, dan diberikan tip memasak. Setengah lainnya diminta untuk mengikuti pola makan mereka tanpa perubahan apa pun. Kedua kelompok tetap menjaga kebiasaan olahraga mereka agar tetap sama.
Pada akhir penelitian yang terbit Senin (30/11/2020) di JAMA Network Open, dilansir Insider, berat badan kelompok vegan turun rata-rata 13 pon (5,8 kg) serta sejumlah besar lemak tubuh.
Sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat penurunan berat badan ini secara signifikan.
Peserta vegan juga membakar 14% lebih banyak kalori, rata-rata, setelah menjalani program tersebut dibandingkan sebelum mengubah pola makannya.
Temuan ini menjelaskan studi sebelumnya yang menunjukkan veganisme dapat menjadi strategi efektif untuk menurunkan berat badan, menurut Hana Kahleova dari Physicians Committee for Responsible Medicine.
Physicians Committee for Responsible Medicine merupakan organisasi nirlaba yang mengadvokasi pola makan nabati.
"Kami telah lama mengetahui bahwa pola makan vegan membantu menurunkan berat badan dan membantu diabetes, tetapi kami belum memahami mekanisme yang mendasari, mengapa pola makan vegan berhasil," sambung Kahleova.
Baca Juga: 4 Manfaat Pola Makan Vegan, Termasuk Menekan Risiko Kanker
Peningkatan pembakaran kalori dari pola makan vegan terjadi karena beberapa alasan, menurut Kahleova.
Pola makan vegan cenderung diisi dengan biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran. Akibatnya, para vegan akhirnya makan banyak serat, nutrisi penting yang membantu mengatur pencernaan.
Serat juga membutuhkan banyak energi untuk dicerna. Saat tubuh bekerja untuk memecah serat, ia menghasilkan panas, membakar kalori dalam prosesnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?