Suara.com - Kematian adalah hal yang pasti dialami semua mahluk hidup namun sangat sulit diprediksi. Semua orang akan menemui ajalnya tak melihat usia, kapan saja dan di mana saja termasuk saat terlelap tidur.
Dalam beberapa kasus saat seseorang meninggal dalam tidur, penyebabnya adalah penyakit yang tidak diketahui oleh keluarga, sahabat, maupun orang itu sendiri.
Kematian terjadi secara mendadak tanpa gejala atau tanda-tanda sakit sebelumnya. Mereka masih tampak sehat dan bersemangat sebelum pergi tidur. Itulah mengapa keluarga dan sahabat yang ditinggalkan biasanya sulit memercayai bahwa orang tersebut memiliki penyakit yang mengancam nyawa.
Padahal bisa jadi, gejala penyakit-penyakit yang menyebabkan kematian mendadak dalam tidur ini sudah muncul, tapi seringkali disepelekan.
Berikut adalah beberapa penyakit yang paling sering menjadi penyebab kematian saat tidur seperti yang Suara.com kutip dari Hellosehat berikut ini.
1. Sleep apnea
Gangguan tidur apnea (sleep apnea) terjadi ketika seseorang berhenti bernapas selama beberapa kali dalam tidurnya. Biasanya orang yang menderita sleep apnea akan berhenti bernapas selama sekitar sepuluh detik dan bisa berulang hingga lima kali dalam satu jam selama seseorang tertidur.
Jika gangguan ini terus bertambah parah, tubuh bisa gagal menarik napas lagi setelah tertahan dan mengakibatkan terhentinya sistem pernapasan hingga berujung pada kematian. Beberapa faktor risiko gangguan tidur apnea adalah obesitas, gagal jantung, dan berbagai penyakit jantung.
2. Sudden cardiac arrest
Sudden cardiac arrest atau henti jantung mendadak bisa dipicu oleh kelainan dan disfungsi pada sinyal elektrik yang mengatur detak jantung. Saat hal ini terjadi, jantung berhenti memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Jika tidak langsung ditangani, henti jantung akan menyebabkan kematian.
Henti jantung dipicu oleh beberapa hal antara lain diabetes, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, serta faktor genetik. Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai misalnya tiba-tiba jatuh pingsan, ada sejarah kematian karena penyakit jantung dalam keluarga, dan dada yang terasa nyeri.
Baca Juga: 10 Minyak Esensial yang Dipercaya Ampuh Tingkatkan Kualitas Tidur
3. Serangan jantung
Berbeda dari henti jantung, serangan jantung tidak disebabkan oleh kesalahan pada sirkuit elektrik dalam tubuh. Serangan jantung saat tidur terjadi karena aliran darah ke otot-otot jantung terhambat sehingga jantung tidak mendapatkan suplai oksigen dari darah. Dalam beberapa kasus, jantung masih tetap berdetak tapi otot-otot yang tidak mendapatkan oksigen akan mengalami kerusakan.
Biasanya serangan jantung disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Tanda-tanda yang bisa diamati adalah rasa nyeri dan tertekan di dada atau lengan, demam, muntah-muntah, dan debaran jantung yang tidak teratur (terlalu cepat atau terlalu lambat).
4. Penggumpalan darah
Umumnya penggumpalan darah tidak membahayakan kesehatan. Tetapi, kalau darah yang menggumpal sudah menjadi terlalu besar, gumpalan tersebut akan menghalangi aliran darah. Jika aliran yang terblokir adalah pembuluh utama yang memompa darah menuju otak atau jantung, penggumpalan darah bisa berujung pada seseorang meninggal saat tidur.
Kasus penggumpalan darah yang cukup parah biasanya terjadi karena ada trauma seperti luka yang cukup serius, kulit yang tergores, atau darah yang mengental. Gejala yang tampak biasanya berupa pembengkakan, kulit yang pucat, rasa sakit, dan napas yang memburu.
5. Keracunan karbon monoksida
Penyebab kematian mendadak dalam tidur yang disebabkan oleh faktor eksternal adalah keracunan karbon monoksida. Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna atau berbau yang diproduksi oleh bahan-bahan rumah tangga seperti kompor, panggangan, pemanas air, atau mobil yang menyala.
Jika gas ini berkumpul dan terjebak dalam ruangan yang tertutup, orang yang menghirup udara yang telah terkontaminasi karbon monoksida bisa terbunuh. Beberapa kasus keracunan karbon monoksida terjadi karena pemilik rumah tertidur dan lupa mematikan kompor atau mesin mobil yang sedang dipanaskan di garasi rumah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia