Suara.com - HIV/AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini akan membuat sistem kekebalan manusia berkurang sehingga mudah terserang virus dan bakteri.
Selain menyerang bagian fisik tubuh, menurut Pakar HIV/AIDS Prof Zubaeri Djoerban, penyakit ini juga menyebabkan dapat menyerang berbagai aspek lainnya seperti psikologis dan sosial.
Ia mengatakan, seseorang yang terkena penyakit HIV/AIDS banyak mendapat stigma yang buruk di masyarakat. Padahal faktanya seseorang yang positif HIV/AIDS tidak seburuk apa yang dibicarakan masyarakat pada umumnya.
“Pandangan buruk itu karena masyarakat sebenarnya tidak mengetahui tentang HIV/AIDS. Oleh karena itu pengetahuan sangat penting,” ucap Prof Zubaeri Djoerban dalam webinar HIV/AIDS 101 Untuk Para Orang Tua bersama Tim Hello Sehat Jumat (11/12/2020).
Lalu bagaimana cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS?
- Proses penularan HIV/AIDS disebabkan beberapa faktor antara lain:
- Melalui hubungan seksual (seks bebas).
- Jarum suntik yang dipakai banyak orang (narkotika).
- Transfusi darah. Namun, untuk saat ini sudah terdapat penyaring sehingga risiko penularan melalui transfusi darah berkurang.
- Ibu hamil ke bayi
Dalam kasus ibu hamil, bayi memang memiliki peluang untuk tertular HIV/AIDS. Namun, terdapat cara yang dapat dilakukan agar bayi tidak tertular HIV/AIDS.
Seorang ibu yang mengandung harus diberi antiretroviral (ARV), yaitu obat yang dapat memperlambat virus. Oleh karena itu, setiap ibu hamil sangat diusahakan menjalani tes HIV/AIDS untuk pencegahan.
Dengan memberikan hal tersebut dapat memperkecil proses penularan HIV/AIDS. Prof Zubaeri Djoerban menambahkan, dalam kasus HIV/AIDS batuk, pilek, bersin, serta berjabat tangan tidak berisiko menularkan HIV/AIDS.
Seseorang yang mengidap HIV/AIDS juga pada kenyataannya hidup seperti masyarakat normal. Hanya saja mereka yang mengidap HIV/AIDS harus mengonsumsi obat setiap harinya.
Baca Juga: Makassar, Bone dan Palopo Paling Banyak Kasus HIV Aids
Selain itu, jika sejak lahir sudah dinyatakan positif HIV/AIDS maka anak tersebut harus meminum obat sampai dewasa.
Menurut cerita Nurma Anisa, pasien HIV/AIDS yang memperburuk kondisi pasien sebenarnya adalah pandangan masyarakat. Menurutnya, penyakit tersebut memang mengerikan. Namun, selama dirinya tetap menjalani pengobatan dengan meminum obat secara teratur, tubuhnya terasa baik-baik saja.
“Awalnya pandangan masyarakat sih, cuma untuk sekarang udah enggak separah dulu. Untuk penyakitnya yang penting aku rutin minum obat, “ ucap Nurma.
Berdasarkan keterangan Nurma, dalam kehidupannya sehari-hari tidak ada bedanya dengan masyarakat normal. Baginya yang berbeda hanya keharusannya untuk meminum obat setiap harinya. Namun, untuk kelangsungan hidup tidak ada yang membedakannya.
Proses pencegahan HIV/AIDS menurut Prof Zubaeri Djoerban, masyarakat harus menjauhi kebiasaan-kebiasaan yang menyebabkan HIV/AIDS. Selain itu, anak juga harus diberikan bimbingan mengenai seks untuk menghindari tertular HIV/AIDS.
Penulis: Fajar Ramadhan
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!