Suara.com - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Daeng M Faqih menyambut positif program vaksin Covid-19 mandiri atau berbayar yang saat ini sudah bisa dilakukan pemesanan awal atau pre-order.
Dikatakan dokter Daeng, program pre order seharusnya bisa jadi hal baik, karena dengan begitu pemerintah bisa mendapat gambaran daerah mana yang memiliki minat tinggi terhadap vaksin Covid-19 berbayar.
"Jadi daftar yang mau vaksinasi membantu pemerintah. Oh, di daerah sini yang kebutuhannya sekian," ujar dokter Daeng dalam konferensi pers di Sekretariat PB IDI, Jakarta Pusat, Senin (14/6/2020) kemarin.
Hanya saja ia mengimbau agar rumah sakit dan klinik untuk tidak semena-mena memasang harga. Apalagi pemerintah Indonesia belum menetapkan berapa harga vaksin Covid-19 kelak.
"Misalnya jangan sampai mengeluarkan harga, karena harganya belum keluar (dari pemerintah), jangan dulu," tambah dokter Daeng.
Selain itu, rumah sakit juga bertanggung jawab untuk mengingatkan dan mengedukasi pemesan vaksin mandiri bahwa vaksin tak selalu akan didapat. Apalagi dokter atau rumah sakit tidak boleh memberikan harapan yang belum pasti kepada calon pembeli vaksin.
"Memang yang tidak dibolehkan menjanjikan terlalu besar, Kemudian jangan mengatakan pasti dapat (vaksin Covid-19), jangan dulu dikatakan begitu," terangnya.
Dokter yang berhasil menyabet gelar Magister Hukum di Universitas Hassanudin itu mengatakan pre-order vaksin bisa jadi ajang edukasi, bahwa pemerintah sedang melakukan pemetaan vaksinasi Covid-19 berbayar di masyarakat.
"Tapi diedukasi masyarakat, bahwa ini dalam rangka memetakan kebutuhan belum tentu pasti langsung dapat. Dan jangan berlebihan, sampai menginfokan harga," timpal Daeng.
Baca Juga: Indonesia Kadung Pre-Order Vaksin Covid-19 dari Sinovac, Apa Tanggapan IDI?
Sementara itu menurut data sasaran penerima vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, ada sebanyak lebih dari 75 juta slot penerima vaksin berbayar.
Dan setiap satu orang membutuhkan dua dosis vaksin, sehingga jumlah vaksin berbayar yang dibutuhkan mencapai lebih dari 150 juta dosis.
Belum lagi menurut ketentuan organisasi kesehatan dunia WHO, setiap negara harus memesan 15 persen dosis vaksin lebih banyak dari kebutuhan atau wastage rate.
Maka 15 persen dari 150 juta dosis adalah 22,5 juta. Kesimpulannya secara keseluruhan pemerintah harus membeli lebih dari 172,6 juta dosis vaksin Covid-19 berbayar.
Jumlah ini adalah 70 persen dari total program vaksinasi Covid-19 tahap pertama. Sedangkan sisanya 30 persen dosis disiapkan untuk program vaksinasi gratis alias biayanya ditanggung pemerintah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
Terkini
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan