Suara.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), Rabu (16/12/2020) kemarin merilis Jadwal Imunisasi Anak 2020 usia 0 hingga 18 Tahun. Dalam jadwal tersebut ada istilah baru yang dicantumkan, yaitu catch up immunization. Apa artinya?
Dijelaskan Sekretaris Satgas Imunisasi IDAI Prof. Dr.dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si, catch up immunization adalah imunisasi kejar, yaitu mengisi ketertinggalan vaksin yang belum didapatkan anak sebelum 2 tahun, atau paling maksimal harus sudah didapatkan anak tersebut sebelum masuk sekolah.
"Banyak anak yang ketinggalan imunisasi waktu mau masuk SD. Itu kekebalan pada masa bayi sudah rendah, itulah makanya IDAI menganjurkan, WHO juga menganjurkan, sebelum masuk sekolah dilengkapi," ujar Prof. Soedjatmiko dalam IG Live IDAI, Kamis (17/12/2020).
Menurut Prof. Soedjatmiko, imunisasi yang sering tertinggal adalah imunisasi DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Sering kejadian, saat wabah difteri menerjang, banyak anak yang terkena karena tertinggal imunisasi.
Selanjutnya adalah vaksin influenza, di mana banyak orangtua yang menganggap penyakit influenza adalah penyakit ringan dan mudah sembuh. Faktanya, banyak orang keliru mengira sakit influenza sebagai common cold atau pilek.
"Kalau batuk pilek tanpa demam, anaknya happy-happy saja, itu bukan influenza. Yang disebut influenza adalah panas tinggi, batuk pilek sampai terjadi yang namanya pneumonia," jelas Prof. Soedjatmiko.
Pneumonia adalah infeksi virus atau bakteri yang menimbulkan peradangan pada kantung udara atau paru-paru, dan dapat berisi cairan berupa nanah. Infeksi ini bisa mengancam nyawa siapapun, khususnya pada bayi, anak-anak, dan lansia di atas usia 65 tahun.
"Kalau pilek ringan, itu mungkin kena debu asap rokok bapaknya, debu karpet, debu jalan, itu bukan influenza, itu cuma common cold, bisa juga karena alergi," lanjutnya.
Nah, catch up immunization ini fungsinya adalah untuk mengejar imunisasi yang tertinggal, yang seharusnya terpenuhi sebelum anak berusia 2 tahun, atau paling maksimal saat masuk sekolah.
Baca Juga: Vaksin dan Imunisasi Sangat Penting, Masyarakat Diminta Tak Termakan Hoaks
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter