Suara.com - Ikatan Dokter Indonesia atau IDAI merilis jadwal imunisasi anak 2020 untuk usia 0-18 tahun. Perubahan ini disesuaikan dengan berbagai penyakit yang bisa mengancam anak bahkan hingga menyebabkan kematian, terlebih saat dan setelah pandemi Covid-19.
Cukup banyak perbedaan yang terlihat di jadwal imunisasi terbaru rekomendasi IDAI ini jika dibandingkan dengan jadwal imunisasi sebelumnya. Nah, apa saja perubahannya? Berikut hasil rangkuman suara.com mengenai perubahan jadwal imunisasi anak rekomendasi IDAI tahun 2017 dan yang terbaru tahun 2020.
1. Terdapat 15 jenis imunisasi wajib
Jika pada jadwal sebelumnya ada 16 imunisasi wajib untuk anak, di jadwal terbaru ada gabungan pemberian vaksin, yaitu vaksin MR dan MMR sehingga jumlahnya menjadi 15 imunisasi wajib.
2. Tambahan vaksin Hepatitis B
Jika dijadwal sebelumnya imunisasi Hepatitis B hanya wajib diberikan 4 kali sampai usia anak 4 bulan, tapi di jadwal terbaru IDAI memberikan rekomendasi booster atau perlindungan jangka panjang hepatitis B diberikan untuk ke-5 kalinya, pada saat anak berusia 18 bulan.
3. Batasan pemberian BCG
Di jadwal sebelumnya IDAI mewajibkan vaksin BCG atau Bacillus Calmette–Guérin untuk mencegah tuberkulosis (TB) diberikan sesegera mungkin sebelum anak berusia 1 bulan.
Sedangkan di jadwal terbaru, orangtua diberikan keleluasaan karena vaksin boleh diberikan maksimal sampai anak berusia 2 bulan.
4. Vaksin DTP
Imunisasi DTP untuk mencegah penyaklit difteri, pertusis, dan tetanus di jadwal sebelumnya, suntikan vaksin wajib diberikan sebanyak 3 kali, masing-masing satu suntikan saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
Di jadwal imunisasi terbaru, untuk memberikan perlindungan jangka panjang, suntikan keempat diberikan saat anak berusia 18 bulan. Selanjutnya suntikan kelima diberikan saat anak berusia antara 5 hingga 7 tahun. Sedangkan di jadwal sebelumnya hanya saat anak berusia 5 tahun.
5. Vaksin PCV
Pneumococcal conjugate vaccine (PCV) merupakan imunisasi wajib untuk melindungi balita dari bakteri Streptococcus pneumoniae atau yang lebih sering disebut kuman pneumokokus yang melindungi anak dari pneumonia.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Pengaruhi Imunisasi Anak, ini Survei Save The Children!
Pada jadwal terbaru, imunisasi keempat diberikan pada saat usia anak 12 hingga 15 bulan, sedangkan di jadwal sebelumnya direkomendasikan saat anak berusia 15 hingga 18 bulan. Namun tetap imunisasi wajib PCV diberikan sebanyak 3 kali, masing-masing saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
6. Vaksin influenza jadi vaksin wajib
Jika sebelumnya vaksin influenza hanya diberikan setiap 1 tahun sekali, tapi pada jadwal imunisasi terbaru vaksin influenza jadi vaksin wajib yang diberikan pertama kali saat anak berusia 6 bulan.
Selanjutnya, dimulai usia anak 18 tahun, agar memberikan perlindungan maksimal diberikan setiap tahun.
7. Ada vaksin MR dan MMR digabung
Pada jadwal sebelumnya, vaksin MR untuk mencegah rubella dipisah, kini pemberiannya dibarengi dengan vaksin MMR untuk mencegah gondongan dan campak.
Adapun jadwalnya, vaksin MR wajib diberikan saat anak berusia 9 bulan. Sedangkan saat anak berusia 18 bulan dan antara usia 5 hingga 7 tahun, MR diberikan bersamaan dengan vaksin MMR untuk meningkatkan memberikan perlindungan maksimal.
8. Imunisasi varisela
Imunisasi untuk mencegah cacar air ini, di jadwal terbaru diberikan wajib saat anak berusia 12 hingga 18 bulan, diberikan 2 kali dengan jarak 6 minggu hingga 3 bulan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi