Suara.com - Masa pandemi sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Banyak sektor-sektor yang terdampak karena pandemi, salah satunya pariwisata. Baru-baru ini, pemerintah mengumumkan aturan mengenai tes rapid antigen yang harus dilakukan wisatawan sebelum menuju tempat yang akan dikunjungi.
Setelah aturan tersebut diumumkan, banyak sekali reaksi dan tanggapan dari kalangan masyarakat. Salah satu reaksi masyarakat yaitu dengan membatalkan rencana liburan yang dilakukannya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pariwisata di Indonesia.
Salah satu wilayah yang terdampak cukup besar yaitu Yogyakarta. Menurut Pengamat Pariwisata Universitas Sanata Dharma, Ike Janita Dewi, PH. D., aturan mengenai rapid antigen yang diberlakukan membuat sektor pariwisata di Yogyakarta menurun hingga minus sembilan persen pada triwulan ketiga.
Banyak hotel-hotel di Yogyakarta yang menerima pembatalan pemesanan setelah diumumkannya aturan tersebut. namun, hal tersebut tetap harus dilakukan untuk menekan angka penambahan kasus positif yang terjadi.
Menurut Ike, Indonesia belum memiliki skema dan mekanisme dalam mengatasi krisis pariwisata di masa pandemi. Menurutnya, diperlukan strategi yang harus diberlakukan sesuai standar sehingga bisa mengatasi permasalahan tersebut.
“Komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah sampai saat ini masih suka berbeda. Hal itu yang dinilai tidak konsisten sehingga hasilnya tidak maksimal. Pemerintah pusat bilang apa daerah apa, “ tuturnya pada Webinar “Rapid Test Antigen” yang diadakan Suara.com, Rabu (23/12/2020).
Ike juga menambahkan, rencana mengenai kebijakan tes rapid saat ingin berpegian akan dipikirkan untuk jangka waktu yang panjang. Jadi kebijakan ini akan tetap dilanjutkan. Ia berharap, masyarakat dapat bekerja sama dengan kebijakan ini untuk mendukung segi kesehatan dan pariwisata.
Selain itu, menggunakan rapid antigen tidak terlalu akurat jika dibandingkan dengan Swab-PCR. Menurut Ahli Epidemologi, dari Global Health Security Griffith University, Dicky Budiman, MD, M.Sc.PH, rapid antigen ini hanya menunjukkan reaksi pada hari dan waktu saat itu. Jadi memungkinkan jika keesokan harinya saat dites kembali menunjukkan hasil yang berbeda.
Ia mengharapkan, masyarakat Indonesia diusahakan tetap di rumah. Saat menunggu hasil tes keluar juga alangkah lebih baik diam. Jika saat menunggu hasil tes tetap berpergian, maka hal itu sama saja bohong.
Baca Juga: Alhamdulillah, Ustaz Yusuf Mansur Sembuh dari Covid-19 dan Boleh Pulang
“Masalahnya kalau tes hari ini terus menunggu tetap berpergian tau-taunya besok positif ya sama saja,” ucapnya, Rabu (23/12/2020).
Untuk saat ini hanya wilayah Bali yang melakukan PCR sebagai persyaratan untuk melakukan pariwisata. Hal ini untuk kebaikan pariwisata di Bali. Menurut Dicky, jika masyarakat asing melihat situasi dan kondisi aman dan terkendali dengan melakukan tes tersebut. Hal itu akan mengundang wisatawan untuk datang.
Di sisi lain, harus juga dibuat kebijakan yang tidak berbasis sains untuk mengatur masyarakat dalam mengatasi permasalahan ini. Jika masyarakat tertib dan patuh dengan kebijakan yang ada baik berbasis sains maupun tidak. Hal ini memungkinkan sektor-sektor yang terkena pengaruh pandemi ini akan pulih kembali.
Penulis: Fajar Ramadhan
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya