Suara.com - Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi provinsi dengan angka stunting paling banyak di Indonesia. Lembaga 1000 Days Fund menemukan bahwa salah satu penyebab banyaknya anak stunting di NTT lantaran ibu hamil tidak memeriksakan kandungannya ke puskesmas.
Melalui program Stunting Center of Excelence bersama Roche Indonesia, diketahui bahwa lantaran tidak memeriksakan kandungannya, kebanyakan ibu hamil di NTT hanya mengira-ngira usia janinnya dan tidak mengetahui kesehatan si bayi.
"Kalau kita keliling di desa, kalau saya ketemu ibu hamil, saya tanya sudah berapa bulan, mereka jawab 'oh mungkin 7 bulan'. Beberapa tidak tahu karena tidak pernah memeriksakan kandungan," kata Lead Strategist 1000 Days Fund, Zack Petersen, dalam wawancara virtual, Rabu (23/12/2020).
Menurut Zack, pemahaman masyarakat NTT mengenai stunting dan pentingnya memeriksakan kandungan masih kurang. Sehingga, edukasi perlu dilakukan dan masyarakat didorong agar mau memeriksakan kesehatan kehamilan kepada tenaga kesehatan.
Namun begitu, kendala yang terjadi memang infrastruktur juga akses informasi di NTT tidak semudah di Jakarta. Terlebih dalam situasi Pandemi Covid-19, Zack mengatakan hanya sedikit puskesmas yang tetap beroperasi.
"Di Nusa Tenggara Timur, masyarakatnya tidak mendapatkan akses informasi seperti di Jakarta. Padahal puskesmas sangat penting dalam memberikan informasi dan edukasi. Setiap ibu hamil perlu mendapatkan akses terhadap informasi kesehatan," ucap Zack.
Program stunting center of Excelence pertama kali diresmikan pada 23 November 2020. Head of Access, Policy, and Government Affair Roche Indonesia Lucia Erniawati mengatakan, Labuan Bajo dipilih sebagai tempat pertama dilakukan program tersebut karena memang memiliki angka stunting paling besar di Indonesia.
"Pak Menkes ketika itu dokter Terawan juga mengatakan, sangat pas kalau stunting center dilakukan di NTT. Karena angkanya sangat tinggi hampir 43 persen pada 2018, menjadi angka stunting tertinggi di Indonesia," ucapnya.
Menurut Lucia, menyelesaikan persoalan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga pihak swasta dan masyarakat.
Baca Juga: 270 Ribu Anak NTT Alami Stunting, Menkes Terawan Resmikan Stunting Center
"Stunting merupakan salah satu isu prioritas pemerintah Indonesia yang perlu diselesaikan secara bersama-sama. Perlu upaya kerja sama, dan kolaborasi multisektor, termasuk dari sektor swasta," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
Terkini
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban