Suara.com - Telah menjangkit puluhan juta orang selama setahun penuh di 2020, vaksin akhirnya mulai diluncurkan di berbagai negara. Sayangnya, peluncuran vaksin ini juga harus dihadapkan dengan kemunculan strain baru virus corona di Inggris.
Sebentar lagi tahun akan beganti, namun para ahli menyatakan bahwa masih sulit untuk memprediksi dengan tepat bagaimana pandemi akan berjalan di tahun 2021. Namun melansir dari Medicalxpress, ada sedikit gambaran tentang bagaimana pandemi berlangsung di 2021.
"Setelah orang terjangkit Covid-19 atau menerima vaksin, mereka menjadi kebal setidaknya dalam jangka pendek. Mereka yang terinfeksi kemudian semakin banyak melakukan kontak dengan orang yang kebal daripada yang rentan," catat Adam Kleczkowski, Professor Matematika dan Statistik di University of Strathclyde, Glasgow, Skotlandia.
"Oleh karena itu, penularan mungkin menurun dan pada akhirnya penyakit mungkin akan berhenti menyebar, ini dikenal sebagai kekebalan kelompok," imbuhnya.
Tingkat kekebalan di seluruh populasi yang dibutuhkan untuk menghentikan penyebaran virus tidak diketahui secara pasti. Diperkirakan antara 60 persen dan 80 persen populasi.
"Saat ini kita masih jauh dari angka itu, artinya miliaran orang di seluruh dunia perlu divaksinasi untuk menghentikan penyebaran virus," tulis Kleczkowski di The Coversation.
Menurut Kleczkowski, kondisi juga akan bergantung pada kemanjuran vaksin dalam mencegah penularan virus. Jika memang bisa mencegah, maka akan ada penurunan kasus Covid-19 pada awal musim semi 2021.
"Namun, pembatasan dan tindakan lain masih diperlukan untuk membatasi penularan," imbuh Kleczkowski.
Sebaliknya, jika vaksin hanya mencegah individu yang gejala parah, maka kekebalan kawanan menjadi harapan lain.
Baca Juga: Wajah Dewi Perssik Merah Akibat Covid-19 Bikin Ivan Gunawan Khawatir
"Vaksin bukanlah yang mujarab, beberapa tingkat kewaspadaan perlu dipertahankan selama berbulan-bulan," tulis Kleczkowski menguraikan.
Menurut Kleczkowski, si daerah dengan strain yang sangat menular perlu tetap melaksankan pembatasan tingkat tinggi hingga vaksin selesai diluncurkan. Ia juga menegaskan bahwa setiap perubahan akan datang perlahan-lahan.
Pada tahun 2021, mobilisasi diharapkan akan menjadi lebih mudah di tahun 2021, meskipun maskapai penerbangan mungkin mulai membutuhkan sertifikat vaksinasi. Sementara memakai masker dapat menjadi kebiasaan sosial secara global.
Kleczkowski juga menyatakan bahwa efek sosial dan ekonomi dari pandemi mungkin akan berlangsung lama.
"Mungkin hidup tidak akan pernah kembali seperti semula, namun berbagai metode kesehatan akan membantu mengurang bahaya," tutup Kleczkowski.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci