Suara.com - Pendengaran berkurang bisa terjadi begitu saja tanpa diketahui penyebabnya. Itu sebabnya, seringkali orang tidak begitu menyadarinya. Padahal, pendengaran yang berkurang sangat mengganggu karena membuat Anda tidak bisa mendengar secara jelas apa yang orang lain katakan. Lalu, apa saja tanda-tanda pendengaran berkurang yang harus diwaspadai?
Dilansir dari laman NHS, tanda-tanda pendengaran berkurang yang dialami setiap orang akan berbeda-beda, tergantung penyebabnya. Ini dia beberapa yang perlu Anda ketahui:
- Kesulitan mendengar ketika orang lain berbicara. Hal ini membuat Anda sering salah memahami apa yang mereka katakan, terutama di tempat yang bising.
- Sering meminta orang lain untuk mengulang perkataannya.
- Mendengarkan musik atau menonton televisi dengan volume yang keras. Hal ini karena volume yang rendah tidak terdengar jelas olehnya.
- Anda harus berkonsentrasi keras untuk mendengar apa yang dikatakan orang lain, yang bisa melelahkan atau membuat stres.
Sedangkan beberapa penyebab yang dapat membuat pendengaran berkurang, antara lain:
- Gangguan pendengaran mendadak di satu telinga dapat disebabkan oleh kotoran telinga, infeksi telinga, gendang telinga berlubang (pecah), atau penyakit Ménière atau kelainan yang terjadi pada telinga bagian dalam, yang menimbulkan gejala pusing berputar (vertigo).
- Kehilangan pendengaran mendadak di kedua telinga biasanya disebabkan oleh kerusakan akibat suara yang sangat keras, atau penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi pendengaran.
- Kehilangan pendengaran bertahap di satu telinga mungkin disebabkan oleh sesuatu di dalam telinga, seperti cairan, pertumbuhan tulang (otosklerosis), atau penumpukan sel kulit (kolesteatoma).
- Gangguan pendengaran bertahap di kedua telinga biasanya disebabkan oleh penuaan atau paparan suara keras selama bertahun-tahun. Biasanya hal ini dialami seseorang yang bekerja di tempat yang berisik.
Gangguan pendengaran terkadang akan membaik dengan sendiri. Namun, bukan tak mungkin gangguan pendengaran membutuhkan penanganan atau pengobatan lebih lanjut. Misalnya, pendengaran berkurang karena kotoran telinga, penanganannya bisa dengan menyedot keluar atau melunakkan kotoran dengan obat tetes telinga.
Untuk gangguan pendengaran bertahap, biasanya terjadi seiring bertambahnya usia dan berdampak permanen. Dalam kasus ini pengobatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Menggunakan alat bantu dengar untuk membantu pendengaran menjadi lebih baik.
- Implan alat pendengaran yang dipasang ke tengkorak atau ditempatkan jauh di dalam telinga agar dapat mendengar dengan baik.
- Mempelajari berbagai cara berkomunikasi, seperti menggunakan bahasa isyarat atau membaca gerak bibir dari orang tersebut.
Nah, sebelum terlanjur terjadi gangguan pendengaran, Anda sebaiknya mulai menghindari berbagai penyebab pendengaran berkurang. Inilah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pendengaran berkurang.
- Menyetel televisi, radio, atau musik tidak terlalu keras.
- Menggunakan headphone atau earphone untuk menutup kebisingan. Selain mendengarkan musik, headphone atau earphone juga bisa digunakan untuk meredam suara bising dari luar.
- Saat bekerja di lingkungan yang berisik, seperti bengkel atau lokasi bangunan, diusahakan menggunakan pelindung telinga agar suara yang masuk tidak telalu banyak dan tidak merusak telinga.
- Tidak memasukkan benda ke telinga, termasuk jari, kapas, cotton bud, dan tisu. (Fajar Ramadhan)
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan