Suara.com - Mutasi virus SARS Cov-2 memaksa Inggris kembali lakukan lockdown. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta semua orang di Inggris harus tinggal di rumah, kecuali untuk alasan yang diizinkan, selama penguncian yang diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Februari.
Aturan itu dalam menyikapi lonjakan infeksi baru yang terjadi di Inggris selama tujuh hari berturut-turut. Dikutip dari situs worldometers.info, total kasus di Inggris mencapai 2.713.563 infeksi, terbanyak kedua di Eropa setelah Rusia. Penambahan kasus harian yang dilaporkan Inggris dalam 24 jam terakhir juga terbanyak kedua setelah Amerika Serikat.
Inggris melaporkan 58.784 kasus baru Covid-19 dalam satu hari. Sementara AS 173.394 kasus, menjadikan total kasusnya mencapai 21.333.871 infeksi.
Selain melarang orang keluar rumah, Inggris kembali menutup semua sekolah dan perguruan tinggi dan beralih ke pembelajaran jarak jauh mulai hari ini.
Menurut Boris Johnson, beberapa minggu mendatang akan menjadi yang paling sulit di tengah melonjaknya kasus dan jumlah pasien. Dia mengatakan, orang yang termasuk dalam empat kelompok prioritas akan mendapat dosis vaksin pertama pada pertengahan Februari, seperti dilaporkan BBC.
Yaitu, semua penghuni panti jompo dan pengasuhnya, setiap orang yang berusia 70 tahun ke atas, pekerja kesehatan dan perawatan sosial.
Inggris juga telah terjadi peningkatan 50 persen jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit sejak hari Natal. Saat ini sekitar tiga dari 10 tempat tidur ditempati oleh pasien penderita penyakit tersebut.
Di beberapa rumah sakit jumlahnya lebih dari enam dari 10 tempat tidur. Tapi yang mengkhawatirkan para menteri dan pemimpin NHS adalah jumlahnya akan terus bertambah.
Sebab angka kematian akibat Covid-19 di Inggris juga menjadi terbanyak kedua di Eropa. Inggris mencatatkan angka kematian 75.431 jiwa, selisihnya tak sampai 200 dengan Italia yang melaporkan 75.680 kematian akibat Covid-19.
Baca Juga: Wasiat Syekh Ali Jaber, Jika Meninggal Ingin Dimakamkan di Lombok
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
Terkini
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional