Suara.com - Askara Parasady Harsono, suami Nindy Ayunda diciduk polisi atas kasus penyalahgunaan narkoba pada Kamis (7/1/2021). Hasil tes urine suami Nindy Ayunda pun positif mengandung amfetamin dan metamfetamin.
"Yang bersangkutan positif amfetamin dan metamfetamin," kata Kombes Pol Ady Wibobo saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (11/1/2021).
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo mengatakan, pihaknya menemukan beberapa barang bukti berupa dua klip narkoba happy five. Satu klip berisikan satu butir happy five dan satu klip lainnya tersisa setengah butir happy five.
Selain itu, polisi juga menemukan alat hisap sabu dan senjata api beserta 50 butir peluru. Askara Parasady Harsono mengaku mengonsumsi narkoba untuk digunakan sebagai penenang. "Biar tenang," kata Askara Parasady Harsono singkat.
Narkoba amfetamin dan metamfetamin yang dikonsumsi suami Nindy Ayunda ini memang cukup banyak disalahgunakan. Padahal penyalahgunaan narkoba jenis ini bisa berdampak jangka panjang pada tubuh.
Amfetamin
Amfetamin merupakan obat stimulan sistem saraf pusat (SSP), yang cara kerjanya mengaktifkan reseptor di otak dan meningkatkan aktivitas sejumlah neurotransmiter, terutama norepinefrin dan dopamin. Dopamin ini dikaitkan dengan kesenangan, gerakan, dan perhatian.
Amfetamin biasanya digunakan untuk mengobati kondisi medis seperti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD). Dahulu, obat ini juga digunakan untuk mengatasi narkolepsi dan membantu menurunkan berat badan.
Jika dikonsumsi tanpa resep dokter, amfetamin bisa membuat ketagihan dan penyalahgunaan. Efek jika digunakan tanpa arahan profesional medis pun sangat berisiko, terutama bila dikombinasikan dengan alkohol atau obat lain.
Baca Juga: Studi: Perempuan Lebih Berisiko Meninggal akibat Strain Baru Virus Corona
Efek samping negatif jangka pendek amfetamin dilansir dari Drug Abuse, meliputi mulut kering, sakit kepala, gangguan kognitif, kecemasan arah, kurang nafsu makan, hipertensi, detak jantung tidak teratur, pusing hingga disfungsi efeksi.
Sedangkan, efek jangka panjangnya meliputi paranoia, halusinasi, kejang, masalah pernapasan, kehilangan koordinasi, perilaku kekerasan, perilaku obsesif hingga mengidam obat.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan