Suara.com - Wabah Covid-19 telah menyebabkan kematian hampir dua juta orang diseluruh dunia. Setiap hari, belasan ribu orang dilaporkan meninggal dunia akibat infeksi virus corona SARS Cov-2 tersebut.
Data dari situs worldometers.info per Kamis (15/1/2021) pukul 09.00 WIB tercatat ada 15.942 jiwa meninggal dalam 24 jam terakhir. Kini, akumulasi total kematian akibat Covid-19 di dunia menjadi 1.985.064 jiwa.
Total kematian paling banyak terjadi di Amerika Serikat dan Brasil. Kedua negara di Benua Amerika itu telah melaporkan angka kematian di atas 200 ribu.
Bahkan Amerika Serikat mencatatkan 390 ribu kematian sejak pertama kali wabah terjadi.
Kini, kematian akibat Covid-19 juga kembali terjadi di negara asal mula virus tersebut ditemukan.
China melaporkan kematian akibat Covid-19 pada Kamis (14/1). Laporan itu menjadi yang pertama dalam delapan bulan terakhir sejak China dinilai berhasil mengendalikan penularan virus corona.
Dikutip Channel News Asia, tidak ada rincian yang diberikan tentang kematian terbaru oleh otoritas kesehatan China kecuali yang terjadi di provinsi Hebei, di mana pemerintah telah mengunci beberapa kota.
China sebagian besar telah mengendalikan virus setelah penguncian yang ketat, pengujian massal, dan pembatasan perjalanan.
Tetapi beberapa pekan terakhir, penambahan kasus positif dilapirkan meningkat lagi, terutama di wilayah China utara.
Baca Juga: Sel di Polda Metro Sumpek, Alasan Rizieq Dipindahkan ke Rutan Bareskrim
Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan 138 infeksi baru hari ini. Jumlah itu juga jadi yang terbanyak sejak Maret tahun lalu.
Total kasus Covid-19 di China hingga saat ini sudah mencapai 87.706 infeksi. Dengan kematian sebanyak 4.635 jiwa dan yang telah dinyatakan sembuh ada 82.288 orang.
Saat ini, China hanya memiliki kasus aktif Covid-19 sebanyak 784 orang, 21 pasien di antaranya dalam kondisi kritis.
Pihak berwenang pekan lalu meluncurkan uji coba massal dan menutup jaringan transportasi, sekolah, dan toko di ibu kota Hebei, Shijiazhuang, yang telah menjadi pusat wabah.
Sedangkan Provinsi lain di timur laut Heilongjiang, menyatakan "keadaan darurat" pada Rabu (13/1), memberitahu 37 juta penduduknya untuk tidak meninggalkan provinsi kecuali benar-benar diperlukan.
Kematian baru akibat Covid-19 itu terjadi ketika China bersiap untuk kedatangan tim ahli ilmuwan dari WHO, yang akan memulai penyelidikan tentang asal-usul pandemi Covid-19. Tim beranggotakan 10 orang itu diharapkan tiba di Wuhan hari ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan