Suara.com - Pada era serba digital, memang hampir tak mungkin hidup tanpa memakai gawai. Berbagai aspek mulai dari pekerjaan, pendidikan, relaksasi, bahkan berbelanja pun bisa dilakukan melalui sebuah layar. Lalu, bagaimana dampaknya pada kesehatan?
Menurut Mayo Clinic, tidak usah sampai benar-benar tak pakai gawai, Anda hanya perli membatasinya. Sebab, Mayo Clinic memperingatkan bahwa terlalu banyak waktu di depan layar dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan seperti gangguan tidur, kecemasan, depresi, dan rentang perhatian yang lebih pendek.
Melansir dari Mdlinx, satu studi yang diterbitkan dalam Preventive Medicine Reports meneliti hubungan potensial antara waktu menatap layar gawai dan depresi. Studi menemukan bahwa mereka yang menghabiskan lebih dari enam jam sehari melihat layar lebih cenderung mengalami depresi sedang atau berat.
Studi lain yang diterbitkan pada tahun 2020 di Mayo Clinical Proceedings menemukan bahwa partisipan yang memiliki risiko terendah terkena masalah kesehatan seperti kanker dan penyakit kardiovaskular adalah mereka yang hanya memiliki waktu memandangi layar sebanyak dua jam sehari.
Demikian pula, tinjauan studi yang diterbitkan dalam International Journal of Mental Health and Addiction menemukan bahwa penggunaan ponsel pintar yang berlebihan dapat meningkatkan risiko demensia onset dini di masa dewasa akhir.
Sementara sebuah tinjauan yang diterbitkan di jurnal BMJ, menunjukkan efek waktu menatap layar pada kesehatan dan kesejahteraan mental anak-anak dan remaja. Mereka menyimpulkan bahwa lebih banyak waktu di depan layar dikaitkan dengan tingkat obesitas dan gejala depresi yang lebih tinggi. Lalu, berapa lama waktu pemakaian gawai yang ideal?
Dalam hal ini, dokter Michael Rich, MD, seorang dokter anak yang mengepalai Pusat Media dan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Anak Boston menyatakan, daripada menerapkan target berbasis waktu, semua pengguna gawai harus lebih sadar akan perilaku mereka.
"Jika Anda sering merasa terganggu selama melakukan percakapan dengan seseorang, pertimbangkan untuk membatasi waktu menggunakan gawai dan sesekali meninggalkan ponsel di ruangan lain. Demikian pula untuk tak menggunakan gawai sebelum tidur demi menjaga kualitas tidur," ujar Ricjh.
Menurut sebuah studi 2018 yang diterbitkan di Guilford Press Periodicals, membatasi penggunaan media sosial hingga 30 menit setiap hari dapat menyebabkan penurunan signifikan dalam kecemasan dan ketakutan akan ketinggalan tren.
Baca Juga: Yakin Uang Tak Berpengaruh pada Kebahagiaan? Simak Penjelasan Studi Berikut
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental