Suara.com - Penggunaan hand sanitizer, cairan yang populer sejak adanya pandemi virus corona Covid-19, ternyata telah menyebabkan epidemi luka bakar kimiawi pada anak-anak di Prancis.
Berdasarkan data dari Pusat Kontrol Prancis (PCC), kasus tersebut naik sebanyak tujuh kali lipat dan anak-anak yang mengalaminya dilaporkan memiliki jejak hand sanitizer di mata mereka.
Pada 2019, cairan pembersih tangan hanya menyumbang' 1,3% kasus dari semua insiden paparan bahan kimia terhadap mata di kalangan anak-nak. Sedangkan pada akhir 2020, angka tersebut baik 9,9%.
Tidak hanya itu, pada 2019 pun hanya ada satu balita yang membutuhkan rawat inap, dan pada 2020, 16 anak dirawat di rumah sakit karena paparan bahan kimia tersebut.
Dalam studi terpisah, ada dua kasus yang sama di India. Bedanya, insiden di negara ini lebih serius meski keduanya dapat disembuhkan setelah perawatan.
Kasus-kasus ini dicatat dalam jurnal JAMA Ophthalmology dan diterbitkan Kamis (21/1/2021) kemarin.
Hand sanitizer memang sangat berbahaya untuk mata karena mengandung alkohol berkonsentrasi tinggi dan dapat membunuh sel-sel tertentu di kornea, lapor Live Science.
Anak-anak kecil rentan dengan cedera semacam ini karena bisa secara tidak sengaja terkena semprotan botol atau tanpa disadari menggosok mata setelah mengoleskan cairan kimia tersebut ke tangan.
Peneliti memperkirakan risiko terbesar bagi anak-anak justru botol pembersih tangan di tempat umum yang biasanya diletakkan di ketinggian mata anak kecil.
Baca Juga: Tak Sengaja Makan Petasan Banting, Mulut Wanita Ini Alami Luka Bakar Kimia
"Anak-anak secara alami ingin tahu dan meniru orang dewasa. Dengan meluasnya penggunaan cairan pembersih tangan di tempat umum, tidak mengejutkan jika anak kecil juga akan tertarik melakukannya juga," kata Kathryn Colby, dokter mata Universitas New York yang ikut menganalisis jurnal.
Colby menambahkan ketika kontak itu terjadi, konsekuensinya bisa jadi tidak menyenangkan.
Contoh kasusnya, seorang balita berusia empat tahun terkena semprotan cairan pembersih tangan di matanya di sebuah toko. Keesokan harinya ia dilarikan ke rumah sakit akibat kelopak mata bengkak.
Balita itu mengalami kerusakan pada jaringan bagian dalam kelopak mata dan kornea. Untungnya, kondisi itu sembuh setelah matanya dicuci dengan larutan garam dan mendapat obat tetes mata yang diresepkan.
Untuk menghindari masalah ini, para peneliti menyarankan untuk tetap mencuci tangan dengan sabun dan air, yang lebih efektif daripada cairan pembersih tangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien