Suara.com - Dalam rangka Hari Gizi Nasional yang jatuh pada 25 Januari setiap tahunnya, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB University, Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN, menyoroti beban hidden hunger yang dimiliki negara hingga saat ini.
Hidden hunger atau kelaparan tersembunyi dipakai untuk menggambarkan problem kekurangan gizi, terutama gizi mikro (iodium, zat besi, vitamin A dan zink), yang tidak memunculkan indikasi busung lapar atau gizi buruk, tetapi telah menimbulkan beberapa masalah kesehatan yang berkepanjangan.
Salah satunya, kata dia, adalah membawa dampak berat pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Sayangnya, hingga saat ini, masyarakat seringkali masih abai.
"Karena meskipun makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, penderitanya tidak merasa kelaparan karena asupan gizi makronya sudah terpenuhi. Jika tidak segera mendapatkan perhatian, akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang, baik secara fisik maupun psikis," ungkapnya dalam acara Royco Garam Beriodium secara virtual, Senin (25/1/2021).
Terkait hal ini, dr. Diana F. Suganda, Sp.GK, M.Kes, seorang dokter Spesialis Gizi Klinik mengatakan jika asupan zat gizi mikro dapat dipenuhi dengan memastikan sajian makanan beragam di rumah sejak dini. Namun, langkah krusial ini masih belum dilakukan banyak orang tua.
Lantas bagaimana tips yang tepat untuk membangun kebiasaan makan sehat untuk keluarga? Hal pertama yang harus orangtua lakukan adalah perbanyak ilmu dan informasi mebgenai sumber nutrisi dan nilai gizi yang terdapat di dalam makanan.
"Kita saat ini mudah sekali mendapatkan informasi yang terpercaya, mulai dari artikel hingga jurnal. Setelah itu, imprementasikan. Misalnya, saya sebagai ibu, bisa mulai menyusun menu mingguan," ungkapnya.
Rumusnya dengan membagi tiga bagian setiap piring saat makan atau yang dikenal dengan Piring Makanku. Di mana, piring dibagi 3 bagian, 1/3 untuk makanan pokok, 1/3 untuk sayuran, 1/3 di bagi dua untuk lauk dan buah.
"Untuk sayuran, masukkan sebanyak-banyaknya bermacam-macam. Makin banyak warna dalam satu hari, makin terserap mikronutriennya. Jadi, komposisi seimbangnya dapat," tambah dia.
Baca Juga: Hari Gizi Nasional, Menkes Budi Ingatkan Pentingnya Kesehatan Remaja
Perlu diingat juga, tambah dr. Diana, makan makanan bergizi tidak harus didapat dengan harga yang mahal, karena masih banyak bahan makanan lokal mengandung gizi yang bagus, mulai dari tahu, tempe, ikan kembung, hingga ubi-ubian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda