Suara.com - Seorang wanita 47 tahun asal London mengalami kencing berdarah yang ternyata disebabkan oleh alat kontrasepsi IUD atau intrauterine, yang ia pasang 10 tahun lalu, masuk ke kandung kemihnya.
Sang wanita juga mengalami nyeri saat buang air kecil, nyeri saat berhubungan intim, serta nyeri di sisi kiri perutnya. Gejala ini berlangsung selama dua bulan.
Di Rumah Sakit King's College, tempat dia dirujuk, hasil USG dan CT scan menunjukkan IUD telah melubangi kandung kemih.
Batu kandung kemih berukuran 1,1 cm, seukuran kacang polong, pun telah terbentuk di gagang kanan IUD.
"Kasus ini menunjukkan pengikisan IUD ke dalam kandung kemih, meskipun jarang, adalah hal yang mungkin (terjadi) dan harus dipertimbangkan sebagai penyebab gejala masalah kandung kemih," jelas Nicholas Faure Walker, ahli bedah urologi di Rumah Sakit King's College, London, yang mengatasi kasus ini.
Walker menekankan perforasi kandung kemih, terbentuknya lubang pada dinding kandung kemih, adalah kondisi yang jarang terjadi.
"Bagi masyarakat, pesan utamanya adalah bahwa IUD aman dalam sebagian besar kasus, tetapi sayangnya beberapa memang menyebabkan komplikasi," sambungnya, dilansir dari Live Science.
Planned Parenthood mengatakan bahwa IUD merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim dan efektif bertahan hingga 12 tahun.
Menurut dokter, yang menulis makalah kasus ini di jurnal Case Reports in Women's Health edisi Januari 2021, ada dua teori bagaimana IUD melubangi rahim.
Baca Juga: Timbulkan Pro dan Kontra, Manakah Alat Kontrasepsi Terbaik?
Pertama, IUD bisa saja telah menusuk dinding rahim saat dimasukkan, dan kedua, secara bertahap mengikis jaringan rahim, yang disebut erosi.
"Kami percaya bahwa IUD mengikis secara bertahap melalui bekas luka (operasi caesar). Kemungkinan perosesnya sangat bertahap karena IUD telah dipasang 10 tahun sebelumnya," sambung Walker.
Uro-ginekolog di Lenox Hill Hospital, di New York City, AS, Elizabeth Kavaler, mengatakan bahwa meski istilah 'migrasi' terkadang digunakan untuk merujuk pada IUD yang berpindah ke luar rahim, alat kontrasepsi tersebut tidak bisa bergerak sendiri.
"Baik tekanan atau pembengkakan atau infeksi dapat menyebabkan kerusakan jaringan di sekitar IUD, sehingga IUD dapat menembus tepat ke dalam kandung kemih, dan kemudian batu terbentuk di sekitarnya," tutur Kavaler.
Kavaler juga mengingatkan bahwa kasus ini tidak biasa, atau langka terjadi. Namun, dokter yang memasangnya juga harus waspada.
Dalam kasus wanita tersebut, dokter menggunakan laser untuk menghilangkan batu kandung kemih, lalu menarik IUD keluar melalui vagina.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat