Suara.com - Depresi bukan hanya memengaruhi diri sendiri, namun juga orang dalam keluarga Anda. Faktanya, sebuah penelitian menyatakan bahwa anak-anak dari ibu yang memiliki gejala depresi lebih berisiko mengalami pikiran untuk bunuh diri saat remaja.
Melansir dari Healtshots, penelitian ini diterbitkan pada jurnal Development and Psychopathology. Orangtua yang depresi terkait dengan kesepian pada anak yang juga berisiko bunuh diri.
Studi yang dilakukan oleh universitas Exeter, Montreal, Laval, dan McGill, menggunakan data dari lebih dari 1.600 keluarga dari Quebec Longitudinal Study of Child Development. Mereka mengikuti bayi yang baru lahir hingga 20 tahun umur.
Para ibu ditanyai tentang gejala depresi, seperti kesedihan dan kehilangan minat secara berkala saat anak mereka berusia lima bulan hingga tujuh tahun.
Peneliti percaya kesepian bisa menjadi alasan mengapa anak-anak dengan ibu yang depresi berpikir untuk bunuh diri. Anak-anak dari ibu dengan tingkat gejala depresi yang lebih tinggi kira-kira 15 persen lebih mungkin memiliki pikiran untuk bunuh diri atau mencoba bunuh diri saat remaja dibandingkan dengan anak dari ibu dengan tingkat gejala depresi yang lebih rendah.
"Kami tidak dapat mengatakan sejauh mana hubungan ini karena pengaruh masa kanak-kanak, genetika, atau faktor lain," kata penulis utama Dr. Lamprini Psychogiou, dari University of Exeter.
"Tetapi mengidentifikasi beberapa mekanisme yang menjelaskan mengapa anak-anak tersebut berisiko tinggi untuk bunuh diri di kemudian hari adalah penting untuk memahami bagaimana mencegah bunuh diri di antara anak-anak dari ibu dengan depresi," tambah Psychogiou.
Penulis pun menyelidiki apakah perasaan kesepian dan penarikan sosial yang dilaporkan oleh remaja pada usia 10 hingga 13 tahun dapat menjelaskan hubungan ini.
"Kami menemukan bahwa gejala depresi ibu di tahun-tahun awal kehidupan seorang anak berhubungan dengan tingkat kesepian yang dilaporkan oleh anak-anak itu sendiri saat remaja yang pada gilirannya dikaitkan dengan bunuh diri," kata Dr. Psychogiou.
Baca Juga: Bukan Cuma Fisik, Gangguan Mental Juga Berisko Meninggal Akibat Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi