Suara.com - Orang dengan riwayat alergi memang harus berhati-hati sebelum menjalani vaksinasi Covid-19. Kondisi alergi ini harus lebih dulu diinformasikan kepada dokter saat konsultasi, ataupun vaksinator yang akan menyuntik dirinya. Lalu apa yang harus dilakukan jika mengalami reaksi alergi usai vaksinasi Covid-19?
"Pertama-tama, jika Anda mengalami reaksi alergi kategori parah usai divaksin, maka, segera dapatkan perawatan medis. Segera. Jangan ditunda-tunda," ujar Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban melalui cuitannya di Twitter, seperti dikutip suara.com, Rabu (3/2/2021).
Adapun kategori alergi berat yaitu kondisi yang membutuhkan obat tertentu dalam situasi gawat darurat, obat itu biasanya disebut Epinephrine.
"Biasanya obat ini dipakai untuk alergi parah akibat sengatan serangga, makanan, obat-obatan, maupun zat lain," jelas Prof. Zubari.
Disebut alergi parah juga apabila pasien membutuhkan penanganan rumah sakit dengan segera. Dan apabila mengalami hal ini usai divaksinasi Covid-19 dosis pertama, maka ia tidak boleh lagi mendapat vaksin Covid-19 dosis kedua karena bisa berbahaya.
"Jawabannya Anda tidak boleh mendapatkan dosis yang kedua. Ini berlaku bagi orang yang alami alergi usai disuntik vaksin mRNA Covid-19," terang Profesor Spesialis Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu.
Beruntungnya, vaksin Sinovac yang saat ini sedang digunakan di Indonesia, bukan termasuk golongan vaksin mRNA karena vaksin Covid-18 buatan Sinovac terbuat dari virus yang sudah dimatikan atau inactivated.
Sedangkan vaksin mRNA biasanya dibuat dengan menggunakan virus hidup atau patogen yang dilemahkan untuk merangsang tubuh membentuk antibodi.
"Contoh dari vaksin mRNA adalah Pfizer dan Moderna," ungkap Prof. Zubairi.
Baca Juga: Varian Baru Virus Corona Inggris Berpotensi Resisten Vaksin Covid-19
Sayangnya, profesor yang berpraktik di RS 128 Kramat Jakarta Pusat itu tidak bisa menjelaskan bagaimana jika vaksin Covid-19 buatan Sinovac menimbulkan reaksi alergi. Hal yang bisa dilakukan hanyalah berkonsultas ke dokter.
"Dalam hal ini, CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menyarankan, silakan tanya pada dokter, apakah bisa mendapat vaksin untuk dosis kedua. Nanti dilihat seberapa parah alerginya," paparnya.
Turki yang juga menggunakan vaksin Sinovac, diketahui mengalami kasus alergi pada petugas kesehatan. Ternyata petugas tersebut alergi terhadap pinisilin, dan mengalami serangan anafilaksis atau syok pasca 15 menit disuntik vaksin.
Namun petugas tersebut berhasil kembali pulih setelah mendapat perawatan medis, Inilah pentingnya mematuhi protokol vaksinasi, yaitu harus menunggu selama 30 menit di lokasi vaksinasi sebelum diperbolehkan pulang.
"Prinsipnya, semua orang yang akan mendapatkan vaksin jenis apapun harus dipantau di tempat. Setidaknya dipantau selama 15 menit," kata Prof. Zubairi.
"Sementara, untuk orang dengan alergi, harus diamati setidaknya selama 30 menit selesai disuntik. Ini untuk berjaga adanya kemungkinan alergi parah," sambungnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan