Suara.com - Sekolah di rumah membuat anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu mereka bermain gadget. Padahal, terlalu lama bermain ponsel dapat memengaruhi psikologis mereka.
Jadi, penting bagi mereka untuk beristirahat dari ponsel atau gadget mana pun.
Dilansir Telegraph, berikut bagaimana penggunaan ponsel atau gadget berdampak terhadap otak dan kesejahteraan psikologis anak-anak:
1. Masalah konsentrasi
Profesor psikologi kognitif di Universitas Utrecht, Belanda, Stefan Van Der Stigchel, menjelaskan bahwa pembelajaran online lebih sulit bagi anak-anak karena mereka memiliki banyak energi motorik yang perlu dikeluarkan.
"Anak laki-laki khususnya, mungkin menghabiskan begitu banyak konsentrasi untuk mencoba tetap diam selama belajar, mereka tidak memiliki energi yang tersisa untuk mendengarkan apa yang diajarkan," tuturnya.
2. Kecanduan
Beberapa ahli percaya bahwa ponsel sama adiktifnya dengan junk food.
Dosen kesehatan anak dan psikolog Aric Sigman, khawatir bahwa ponsel dapat mengalihkan anak-anak dari aktivitas penting lain, seperti olahraga dan sosialisasi tatap muka, yang penting untuk perkembangan mereka.
Baca Juga: Kasus Video Syur, Gisel Tahan Tangis Khawatirkan Psikologis Anak
"Kekhawatirannya adalah apakah penggunaan (ponsel) yang intensif ini akan menjadi masalah ketergantungan pada level yang lebih tinggi setelah lockdown berakhir," ujar Sigman.
3. Harga diri jatuh
Penelitian terbaru oleh Education Policy Institute menemukan adanya hubungan antara penggunaan media sosial berat dengan kesejahteraan dan harga diri yang buruk di antara kaum muda.
Terlebih pada anak gadis yang banyak menderita depresi dan putus asa.
"Selama lockdown, anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial. Tanpa pertemuan langsung di kehidupan nyata, mereka dapat berpikir, "Hidupku tidak seperti itu. Apa yang kurang dari ku?'," tandas psikolog klinis anak Angharad Rudkin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter