Suara.com - Para ahli menemukan Covid-19 ternyata dapat mengaktifkan kembali gangguan autoimun pada beberapa pasien. Penyakit autoimun merupakan kondisi saat sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh.
Salah satu kasusnya terjadi pada seorang wanita berusia 52 tahun yang terinfeksi virus corona. Ia dirawat di Ruby Hall Clinic di Pune, India, setelah mengembangkan pneumonia.
Meski begitu, kondisinya relatif stabil. Bahkan, ia tidak membutuhkan bantuan oksigen. Ia hanya diberi perawatan dasar seperti pasien Covid-19 lainnya.
Namun, ia kembali ke rumah sakit setelah dua minggu dipulangkan. Ternyata sang wanita mengalami peningkatan sesak napas.
Ahli paru dari Ruby Hall Clinic, Sneha Tirpude, menduga sang wanita mengalami komplikasi, seperti tromboemboli paru, pneumotoraks, pneumonia bakteri sekunder, hingga infeksi Covid-19 ulang. Tapi setelah dites, hasilnya negatif untuk semua dugaan tersebut.
"Kami kembali memeriksa dan melihat CT scan-nya. Kami meminta data riwayat nyeri sendi pada pasien yang pernah dialami sebelumnya," kata Tirpude, dilansir The Health Site.
Memang, pasien tersebut mengaku pernah menderita nyeri sendi dan kekakuan, serta didiagnosis dengan rheumatoid arthritis. Ini adalah penyakit autoimun berupa peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri.
"Kami kemudian mendiagnosisnya dengan penyakit paru interstisial terkait rheumatoid arthritis," sambung sang dokter.
Diagnosis dan rencana perawatan pun dibuat oleh ahli reumatologi di klinik tersebut.
Baca Juga: Ditandai dengan Nyeri Pinggang, Ini Cara Deteksi Autoimun Bamboo Spine
Kali ini perawatannya berbeda dengan pasien Covid-19. Sang pasien membutuhkan steroid dan imunosupresan lainnya serta konseling dan tindakan rehabilitasi.
"Kami memulangkannya dalam dua minggu, tanpa oksigen. Tindak lanjut telah dijadwalkan setelah sebulan dari kepulangan dan dia baik-baik saja dengan pengobatan," lanjut Tirpude.
Penundaan pengobatan dapat menyebabkan komplikasi
Para ahli mengatakan mereka sudah menyaksikan kasus-kasus seperti pasien tersebut, yakni penyakit autoimun kembali aktif setelah terinfeksi Covid-19.
"Sebelum Covid-19, kita telah melihat infeksi virus diketahui dapat memicu penyakit komorbid atau penyakit bawaan. Masyarakat harus waspada, dan jika ada sesuatu, segera lapor ke dokter," ujar Tirpude.
Ia menambahkan, menunda pengoabatan hanya akan membuat sulit pemulihan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025