Suara.com - Ternyata, waktu olahraga terbaik berbeda-beda antar individu. Sebuah studi mengamati pria berisiko tinggi diabetes tipe 2, dan menemukan bahwa mereka yang berolahraga di sore hari mengalami peningkatan kesehatan metabolik lebih baik daripada mereka yang melakukan latihan yang sama di pagi hari.
Ilmuwan telah mengetahui sejak lama bahwa waktu-waktu tertentu mempengaruhi kualitas kesehatan manusia. Sebelumnya, studi pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa setiap jaringan di tubuh mengandung semacam jam molekuler, sebagai respons terhadap pesan biologis yang terkait dengan paparan harian kita terhadap cahaya, makanan, dan tidur.
Dipengaruhi oleh gaya hidup, jam ini menciptakan beberapa ritme sirkadian di dalam diri kita yang mendorong naik turunnya suhu tubuh, kadar hormon, gula darah, tekanan darah, kekuatan otot, dan sistem biologis lainnya sepanjang hari.
Ilmu sirkadian juga menunjukkan bahwa mengganggu pola sirkadian normal dapat mengganggu kesehatan. Orang yang bekerja shift malam, misalnya, yang kebiasaan tidurnya berubah, cenderung berisiko tinggi mengalami masalah metabolisme seperti obesitas dan diabetes tipe 2. Hal yang sama berlaku untuk orang yang makan larut malam, di luar jam makan malam biasanya.
Selama ini, lebih banyak penelitian berfokus pada waktu makan atau waktu tidur. Sedangkan penelitian mengenai apakah waktu olahraga dapat memengaruhi kesehatan metabolisme, masih kurang didalami.
Sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa pria dengan diabetes tipe 2 yang menyelesaikan beberapa menit sesi interval intensitas tinggi di sore hari secara substansial akan meningkatkan kontrol gula darah mereka setelah dua minggu. Namun, jika mereka melakukan olahraga dengan intensitas yang sama di pagi hari, kadar gula darah mereka sebenarnya melonjak dengan cara yang tidak sehat.
Patrick Schrauwen, profesor ilmu nutrisi dan ilmu gerak di Maastricht University Medical Center di Belanda, membaca studi tahun 2019 itu dengan penuh minat. Dia dan rekan-rekannya telah mempelajari olahraga intensitas sedang pada orang dengan diabetes tipe 2, tetapi dalam penelitian mereka, tidak mempertimbangkan kemungkinan peran waktu. Sekarang, melihat berbagai dampak dari latihan intens, dia bertanya-tanya apakah waktu olahraga untuk intensitas sedang ini juga dapat mempengaruhi metabolisme?
Schrauwen dan rekan-rekannya menarik data dari 12 pria yang secara konsisten berolahraga antara jam 8 pagi dan 10 pagi dan membandingkan mereka dengan 20 orang lainnya yang selalu berolahraga antara jam 3 sore dan 6 sore. Mereka menemukan bahwa manfaat olahraga sore secara meyakinkan mengalahkan manfaat olahraga pagi.
Setelah 12 minggu, pria yang mengayuh di sore hari menunjukkan sensitivitas insulin rata-rata yang jauh lebih baik daripada yang berolahraga di pagi hari, menghasilkan kemampuan yang lebih besar untuk mengontrol gula darah. Mereka juga telah mengurangi lemak di sekitar bagian perut daripada mereka yang berolahraga di pagi hari, meskipun rutinitas olahraga setiap orang sama.
Baca Juga: Kabar Baik, Diet Rendah Karbohidrat Membantu Kondisi Penderita Diabetes!
“Saya percaya bahwa berolahraga lebih baik daripada tidak berolahraga, terlepas dari waktunya. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa olahraga sore mungkin lebih bermanfaat bagi orang dengan metabolisme yang terganggu daripada olahraga yang sama yang dilakukan sebelumnya," katanya.
Studi tersebut, yang ditulis dalam Physiological Reports, hanya melibatkan pria. Metabolisme wanita mungkin merespons secara berbeda.
Schrauwen mengatakan dia yakin olahraga sore mungkin bisa berdampak pada makanan yang kita konsumsi di sore hari dan membantu mempercepat metabolisme makanan terakhir sebelum kita pergi tidur. Efek ini dapat membuat tubuh kita dalam keadaan berpuasa semalaman, yang dapat menyinkronkan jam dan metabolisme tubuh dengan lebih baik serta menyempurnakan kesehatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis