Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjelaskan alasan dibalik akan digunakannya vaksin Sinovac untuk populasi lanjut usia (lansia).
BPOM mengatakan sesuai dengan data-data hasil uji klinik yang tersedia, pada saat EUA diterbitkan 13 Januari lalu, penggunaan vaksin CoronaVac hanya diperbolehkan untuk kelompok usia dewasa dari 18 hingga usia 59 tahun.
Namun kekinian, Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan vaksin CoronaVac juga akan diberikan pada lansia.
Keputusan diambil karena penularan Covid-19 di usia lansia, memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi.
"Sekitar 47,3 persen data dari yang dimiliki dari KPCPN. Menjadi keharusan tentunya bagi Pemerintah untuk menetapkan pemberian vaksin yang tersedia, yaitu CoronaVac yang menjadi prioritas bagi usia lansia," ungkapnya.
Karena itu, Badan POM terus memonitor untuk memastikan segera mendapatkan data hasil uji klinik pada lansia pada fase ketiga yang dilaksanakan di Brasil, dan fase satu dan dua di China untuk lebih lengkap.
"Kami terus berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait, dan berbagai upaya yang kami lakukan untuk mendapatkan data-data keamanan dan khasiat yang baik dan cukup sehingga penggunaan vaksin pada kelompok lansia segera mendapatkan izinnya," paparnya Minggu (05/02/2021).
Uji klinik pada fase 1 dan 2 di China, menunjukkan yang melibatkan lansia sebanyak 400 orang dengan diberikan dua dosis dengan jarak 28 hari, dan menunjukan kadar antibodi yang baik. Sedangkan yang kedua masih tinggi di 97,8 persen.
Sedang fase ketiga di Brasil dengan melibatkan usia lansia 600 orang, hasilnya bahwa pemberian vaksin ini pada usia kelompok 60 tahun, vaksin aman dan tidak ada efek samping berupa kematian.
Baca Juga: BPOM Berikan Izin Vaksin Covid-19 Sinovac untuk Lansia
Secara terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa vaksinasi Covid-19 untuk orang lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun akan dimulai besok pagi.
"Kita sudah perbaiki pertunjuk teknis, kita sudah mengomunikasikan jajaran Kemenkes di lapangan agar mulai besok Senin, jam 9, vaksinasi untuk orang di atas 60 tahun bisa kita mulai dengan prioritas pertama adalah tenaga kesehatan di atas 60 tahun," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Minggu (7/2/2021).
Mantan Wamen BUMN itu mengatakan bahwa jumlah nakes yang berusia di atas 60 tahun ada sekitar 11.600 orang. Tetapi, untuk program vaksinasi Covid-19 akan dilakukan pendataan kembali siapa saja yang masuk kategori lolos vaksinasi, mengingat usia lansia rentan telah memiliki komorbid.
"Kita sedang cari siapa nakes yang di atas 60 tahun tapi kondisinya sehat. Sehingga bisa disuntik," katanya.
Menurut Budi, keluarnya izin vaksinasi bagi lansia menjadi kabar baik karena diharapkan bisa menurunkan risiko kondisi berat jika terknfeksi Covid-19. Ia mengatakan bahwa 50 persen lansia yang terinfeksi Covid-19 seluruhnya meninggal dunia.
"Bisa dibayangkan dari orang Indonesia yang terkena Covid itu satu juta lebih, 10 persen di antaranya lansia. Dan dari populasi tu 50 persennya meninggal. Itu menunjukan lansia risikonya tinggi dibandingkan kita yang muda," katanya.
Berita Terkait
- 
            
              Waspada! BPOM Rilis 23 Kosmetik Berbahaya, Cek Daftarmu Sebelum Terlambat
 - 
            
              Pure Paw Paw Sudah Halal BPOM atau Belum? Cek Rekomendasi yang Sesuai Tipe Kulitmu
 - 
            
              Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
 - 
            
              5 Rekomendasi Smartwatch yang Ramah Orang Tua, Simpel Gampang Dipakai
 - 
            
              Tiket Kereta Lansia Diskon Berapa Persen? Simak Penjelasan Berikut
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara