Suara.com - Ari Lasso mengaku mengalami gejala badan tidak nyaman seperti meriang ketika pertama kali terinfeksi virus corona Covid-19. Kemudian, demamnya semakin tinggi hingga 37 derajat celcius pada hari kedua dan ketiga.
Setelah itu, ia memutuskan isolasi mandiri setelah hasil tes antigennya reaktif. Selanjutnya, ia juga melakukan swab PCR sehingga mengetahui hasil CT-nya antara 15,9 hingga 16,9.
"Hari ketiga itu bangun tidur nggak enak, langsung rapid antigen. Langsung hasilnya garis 2 (positif). Aku langsung mandi dan aku siap-siap isoman. Isoman itulah ternyata hasil CT-ku 15,9 dan 16,9," jelas Ari Lasso dalam channel Youtube Ari Lasso TV.
Dilansir dari Alodokter, Metode RT-PCR merupakan pemeriksaan deteksi molekular untuk mendeteksi materi genetik virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan virus corona Covid-19.
Sampel yang diperiksa diambil dari swab nasofaring yang berada di daerah belakang hidung. Beberapa laboratorium mengeluarkan hasil pemeriksaan RT-PCR sebagai positif atau negatif, tapi ada juga yang mencantumkan nilai CT threshold.
Dalam proses pemeriksaan RT-PCR, ada suatu proses amplifikasi floresensi yang akan ditangkap sinyal floresennya oleh mesin. Sinyal floresens yang ditangkap akan sebanding dengan jumlah amplifikasi yang terjadi.
Nilai CT atau CT value adalah jumlah siklus yang dibutuhkan untuk menghasilkan sinyal floresen berdasarkan nilai ambangnya (treshold). Jika sinyal floresen terdeteksi berdasarkan nilai treshold, artinya ada target asam nukleat atau materi genetik yang cukup untuk dinyatakan positif virus corona Covid-19.
Rendahnya jumlah siklus yang dibutuhkan untuk mencapai nilai treshold atau nilai CT lebih kecil, menunjukkan kadar asam nukleat dalam spesimen yang spesifik tinggi dan tingkat positifnya kuat
Pada instruksi kit RT-PCR dari WHO, nilai CT lebih dari 40 bisa dianggap negatif. Sedangkan, nilai CT kurang dari 37 adalah positif.
Baca Juga: Alami Gejala Virus Corona, Dokter Sebut Wanita Ini Hanya Paranoid
Pada sebuah penelitian tentang penularan virus corona Covid-19, terdapat perbandingan antara nilai CT dengan kultur virus yang menemukan bahwa virus dari sampel dengan nilai CT lebih dari 34 tidak menimbulkan infeksi.
Nilai inilah yang menjadi acuan beberapa dokter untuk menentukan tingkat kemungkinan penularan penyakit dan perlu tidaknya untuk isolasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?