Suara.com - Sarapan sangat penting sebelum mengawali aktivitas di pagi hari. Selain membantu mengisi perut yang kosong di pagi hari, sarapan juga membantu meningkatkan kinerja otak agar fokus menjalani aktivitas.
Sayangnya, banyak orang sering melewatkan sarapan karena berbagai alasan. Akibatnya, Anda akan lebih lesu dan lunglai ketika beraktivitas.
Berikut ini dilansir dari Bright Side, efek samping bila Anda selalu melewatkan sarapan pagi.
1. Berat badan bertambah
Banyak orang beranggapan melewatkan sarapan membantu menurunkan berat badan. Tapi faktanya, melewatkan sarapan justru berkaitan dengan obesitas pada anak-anak, orang dewasa hingga orang tua.
Karena, sarapan membuat orang makan berlebihan di siang hari dan malam harinya. Sedangkan, makan berlebihan di malam hari sebelum tidur berdampak besar pada peningkatan berat badan.
2. Menurunkan suasana hati
Kebiasaan melewatkan sarapan juga berkaitan dengan gangguan mood pada orang dewasa. Orang yang tidak sarapan cenderung sering mengalami depresi.
Selain itu, melewatkan sarapan sebanyak 4 sampai 5 kali seminggu bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 55 persen. Karena, ini juga berkaitan dengan kadar gula darah yang rendah. Saat kadar glukosa darah menurun, hal itu mengakibatkan perubahan suasana hati yang cepat.
Baca Juga: WHO Tegaskan Virus Corona Covid-19 Tidak Berasal dari Pasar Basah Wuhan
3. Lelah antara jam 12 siang sampai jam 4 sore
Setelah bangun tidur malam dan melewatkan sarapan, simpanan glikogen Anda akan menipis dan membutuhkan lebih banyak energi untuk bekerja secara produktif.
Setelah sarapan, tubuh akan memecah asam lemak untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan. Jika Anda tidak sarapan, Anda mungkin merasa sangat lelah beberapa jam meski kondisi Anda baik-baik saja.
4. Sakit kepala
Kebiasaan melewatkan sarapan juga bisa memicu sakit kepala atau migrain. Para ahli mengatakan bahwa menunda sarapan atau tidak teratur bisa memengaruhi tubuh.
Sakit kepala akibat kurang makan seringkali parah dan bisa disertai mual ringan. Ada juga beberapa gejala lain yang meliputi menguap, pucat, dan berkeringat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia