Suara.com - Penelitian terbaru menunjukan orang dengan demensia lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena infeksi Covid-19. Penelitian itu diterbitkan di jurnal Alzheimer's & Dementia: The Journal of Alzheimer's Association.
Para peneliti dari Case Western University menganalisis data catatan kesehatan elektronik dari hampir 62 juta orang dewasa Amerika Serikat antara Februari hingga Agustus 2020. Dari 15.770 pasien Covid-19, sebanyak 810 orang juga mengalami demensia.
Setelah menyesuaikan beberapa faktor, seperti usia, jenis kelamin, dan ras, para peneliti menentukan bahwa mereka yang menderita demensia dua kali lebih mungkin untuk tertular penyakit baru dibandingkan yang tidak.
Pasien demensia juga lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena Covid-19 dan ditemukan lebih mungkin meninggal karenanya, para peneliti menyimpulkan.
Lebih khusus lagi, risiko rawat inap untuk pasien demensia adalah sekitar 59 persen, dua kali lipat jika dibandingkan dengan orang yang tidak menderita kondisi tersebut.
Sementara itu, risiko kematian secara keseluruhan dalam penelitian ini sekitar 5 persen, tetapi meningkat menjadi 20 persen pada pasien demensia.
“Membandingkan kemungkinan Covid-19 pada pasien dengan demensia sebelum dan setelah menyesuaikan faktor risiko, jelas bahwa faktor-faktor ini, banyak di antaranya juga merupakan faktor risiko demensia (misalnya, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, obesitas, Asma, penyakit ginjal kronis) memang berkontribusi pada tingginya risiko Covid-19 pada pasien demensia," kata para peneliti dikutip dari Fox News.
Alasan risiko tinggi yang diamati untuk infeksi virus ini adalah faktor perancu sisa dan tak terukur tertentu.
Misalnya, penentu sosial ekonomi, faktor perilaku, dan gaya hidup. Peneliti menduga faktor-faktor itu telah berkontribusi pada peningkatan risiko Covid-19 pada pasien dengan demensia.
Baca Juga: Event Modifikasi di Masa Pandemi Covid-19 Bertumpu Pada Sektor Digital
Misalnya, pasien dengan demensia mungkin sangat rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 karena gangguan ingatan mereka membatasi kemampuan mereka untuk mematuhi protokol kesehatan.
"Secara keseluruhan, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami alasan mengapa pasien demensia lebih berisiko terhadap Covid-19 dan hasil yang parah," kata para peneliti.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja