Suara.com - Varian baru virus corona menjadi salah satu momok yang tidak kalah mengerikan di tengah pandemi Covid-19.
Mutasi ini membuat sejumlah orang khawatir karena disebut memiliki risiko penularan yang lebih tinggi.
Bahkan, Virologist di Feevale University Rio Grande do Sul state Brazil menemukan fakta bahwa seseorang bisa terinfeksi covid-19 oleh dua strain virus SARSCoV2 yang berbeda.
"Koinfeksi ini dapat menghasilkan kombinasi dan menghasilkan varian baru lebih cepat daripada yang telah terjadi,"kata dia.
Hal serupa juga disampaikan oleh Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman. Ia mengatakan bahwa pada 2021 ini, kita akan menghadapi periode munculnya banyak strain baru SARCoV2.
"Semakin telat suatu negara atau wilayah merespon dgn 3T dan 5M yang optimal, maka semakin besar potensi perburukan pandeminya," kata Dicky kepada Suara.com, Jumat, (12/2/2021).
Dicky menyampaikan, bahwa yang harus dilakukan untuk antisipasi hadapi strain baru SARACoV2 seerius lakukan 3T dan Isolasi Karantina Disiplin 5M.
"Masker kain 2 lapis, Jaga Jarak 2M, Cuci tangan, batasi mobilitas dan interaksi, Jauhi keramaian. Vaksinasi tepat sasaran Penguatan surveilans ILI, Genomic," kata dia.
Seperti diketahui, varian baru virus corona baik yang muncul di Inggris maupun di Afrika Selatan memang dikenal lebih menular. Varian yang dikonfirmasi pertama di Inggris dikenal dengan B.1.1.7.
Sementara itu, jenis lain yang baru diidentifikasi, terkait dengan lonjakan kasus Covid-19 di Afrika Selatan disebut dengan 501.V2. Keduanya lebih menular namun tak terbukti membuat lebih sakit.
Baca Juga: Setelah 20 Hari Isolasi, Doni Monardo Dinyatakan Negatif Covid-19
"Mutasi adalah perubahan pada RNA virus yang dapat menyebabkan perubahan pada protein struktural virus," kata Supriya Narasimhan, MD, kepala penyakit menular di Santa Clara Valley Medical Center di San Jose, California kepada Health.
"Virus bermutasi karena dibawa oleh sel inang yang berbeda," katanya.
Mutasi muncul yang memberi virus varian baru keuntungan dibandingkan versi aslinya, seperti kemampuan untuk lolos dari deteksi, infektivitas yang lebih besar, atau kerentanan yang lebih kecil terhadap vaksin. Dalam hal ini, B.1.1.7 termasuk dalam kategori tersebut.
Varian ini memiliki 17 mutasi dalam genomnya, beberapa di antaranya ada pada protein Spike yang digunakan virus untuk mengikat reseptor di sel manusia. Mutasi protein spike secara teoritis memungkinkan strain baru lebih mudah memasuki sel inang, sehingga memicu infeks
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis