Suara.com - Seorang ibu dan anak-anaknya memicu urine atau air kecing selama 4 hari, setelah membca sebuah klaim bahwa cara ini bisa menjadi obat virus corona Covid-19.
Menurut pengawas kesehatan, awalnya keluarga ini mendapat pesan WhatsApp mengenai pengobatan palsu virus corona Covid-19.
Sang ibu yang tidak ingin disebutkan namanya ini menyampaikan ke teman-teman dan kerabatnya yang lain mengenai pesan WhatsApp tersebut.
Ia mengaku sudah beberapa kali mendapatkan kiriman video yang membahas tentang minum air kencing sendiri setiap pagi bisa dimanfaatkan sebagai obat virus corona Covid-19 tersebut.
Sehingga ia dan anak-anaknya mencoba melakukan itu selama 4 hari. Ia mengaku pesan dari teman-temannya adalah sumber informasi utamanya selama pandemi virus corona.
Bahkan ia percaya kalau vaksinasi virus corona Covid-19 akan membahayakan keluarganya. Sehingga ia memilih pengobatan tradisional atau alami sebagai gantinya.
"Kami diberi tahu tentang stigma terkait penularan virus corona Covid-19 dan kami juga mendapatkan bahwa informasi tentang solusi menyesatkan serta konspirasi virus corona melalui pesan WhatsApp tersebut," ujar Olivia Clymer, CEO Healthwatch Central West London dikutip dari The Sun.
Menurutnya, kurangnya akses dan kepercayaan masyarakat terhadap saluran informasi resmi memicu berbagai masalah baru di tengah pandemi virus corona Covid-19.
Healthwatch bekerja sama dengan Asosiasi Kesejahteraan Afrika Perancis (FAWA), LEGS dan Breath Easy Westminster, berusaha menjelaskan terhadap lebih dari 100 orang tentang tentang pengalaman hidup mereka selama pandemi. Bahkan mereka memberikan fokus tambahan bagi orang dari etnis kulit hitam dan minoritas.
Baca Juga: Pasien Berkurang, RSD Wisma Atlet Kemayoran Akan Terima OTG Lagi
"Informasi yang dibagikan melalui WhatsApp ini sering menyarankan solusi alternatif yang menyesatkan dan tidak ada bukti secara ilmiah," jelasnya.
Seorang dokter di Inggris lantas menyarankan semua orang untuk tidak mengikuti metode pencegahan virus corona Covid-19 yang menyesatkan, seperti menghirup uap.
Karena, ada sebuah video yang beredar melalui WhatsApp bahwa metode itu bisa membantu melindungi diri dari virus corona Covid-19. Bahkan ada rumor menghirup uap akan membantu membunuh virus di mulut dan hidung sebelum masuk ke tubuh lebih dalam.
Royal College of Physicians telah mendesak semua orang tidak sembarangan melalui praktik menghirup uap tersebut. Karena, metode ini bisa menyebabkan sejumlah bahaya.
"Saat ini satu-satunya hal yang kami tahu yang berhasil untuk mencegah Covid adalah vaksinasi," kata Presiden Prof Andrew Goddard.
Berita Terkait
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
BNNK Tangerang Bakal Sasar Seluruh ASN Tes Urine Secara Acak, Ada Apa?
-
Gebrakan Komjen Suyudi: 'Rumah' BNN Dibersihkan Dulu, 242 Pejabat Ikuti Tes Urine
-
Gebrakan Jenderal Suyudi Mendadak Tes Urine Pejabat BNN: Lawan Narkoba Dimulai dari Diri Sendiri
-
Belum Tentu Sehat, Urine Bening Bak Air Bisa Jadi Indikator Penyakit Tertentu
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan