Suara.com - Satu dari 10 pasien Covid-19 meninggal dalam lima bulan setelah keluar dari rumah sakit. Sementara hampir sepertiga dari mereka yang selamat dari virus harus dirawat kembali.
Hal ini dinyatakan dalam studi yang dirilis oleh Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (Sage) pemerintah Inggris. Penelitian ini juga mengungkapkan setengah dari pasien Covid di rumah sakit menderita komplikasi. Pasien yang lebih muda di bawah usia 50 tahun lebih mungkin menderita komplikasi.
Melansir dari Independent, laporan pertama yang diamati Sage menyajikan bukti penting bahwa Covid-19 dapat menjadi penyebab penyakit jangka panjang yang signifikan. Hal ini disebabkan karena virus menyerang organ tubuh dan menyebabkan penyakit pada hati, jantung, paru-paru, dan ginjal.
Studi ini mengamati 47.780 pasien virus corona yang dipulangkan hidup-hidup pada akhir Agustus tahun 2020 lalu. Mereka menemukan bahwa 30 persen pasien atau sekitar 14.000 orang dibawa kembali ke rumah sakit dalam waktu 140 hari sementara 12 persen atau 5.875 orang lainnya meninggal setelah hampir 5 bulan dipulangkan.
Penelitian ini memang tidak memberikan gambaran sebab akibat, namun korelasi statistik yang ditunjukkan perlu diselidiki penelitian lebih lanjut.
Penelitian kedua yang dipertimbangkan oleh Sage pada 4 Februari mengamati lebih dari 73.000 orang dewasa yang dirawat dengan Covid-19 di 300 rumah sakit Inggris antara Januari hingga Agustus tahun 2020.
Ditemukan setengah dari semua pasien memiliki setidaknya satu komplikasi dengan komplikasi, seperti masalah jantung, ginjal atau paru-paru di mana paling umum terjadi pada pria berusia 30 tahun ke atas. Dari pasien yang dipulangkan, satu dari empat mengalami masalah di rumah.
Peelitian ini menyimpulkan bahwa banyak dari komplikasi yang teridentifikasi cenderung memiliki efek jangka panjang.
Makalah ketiga yang dipertimbangkan oleh Sage memperkirakan ada lebih dari 300.000 orang pada akhir Desember yang melaporkan gejala virus corona yang telah berlangsung hingga 12 minggu. Jumlahnya mungkin telah bertambah sejak saat itu karena puncak gelombang kedua tidak terjadi hingga Januari.
Baca Juga: Panyampaian Kasus Covid-19 Secara Berlebihan, Bisa Picu Klaster Baru
Contoh gejala jangka panjang yang dilaporkan adalah kelelahan, batuk, sakit kepala, dan nyeri otot tetapi penelitian tidak mempertimbangkan semua gejala.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!